jump to navigation

wonderful life Juni 18, 2011

Posted by ekojuli in motivasi dan outbond, PRIVATE.
Tags: , ,
3 comments

Saat aku merasa sudah tdk sanggup memikul beban hidupku yg begitu berat, aku mengakhiri hidupku dgn melompat dr sebuah gedung Lt. 11

Dilantai 10: Kulihat pasangan yg terkenal sangat harmonis & saling mencintai sedang bertengkar & saling memukul satu sama lain.

Dilantai 9: Kulihat Peter yg biasanya kuat & tabah sedang menangis

Dilantai 8: Ah Mei memergoki tunangannya sedang bercinta dgn sahabatnya.

Dilantai 7: Linda sedang minum obat anti depresi.

Dilantai 6: Heng yg pengangguran terus membeli 7 koran utk mencari lowongan kerja tiap hari

Dilantai 5: Mr.Wong yg sangat dihormati publik sedang mencoba baju dalam istrinya

Dilantai 4: Rosa bertengkar lagi dgn pacarnya.

Dilantai 3: pak tua sdg mengharapkan seseorang datang mengunjunginya

Dilantai 2: Lily sdg memandangi foto suaminya yg sudah meninggal 6 bulan lalu

Sebelum aku melompat dari gedung, kupikir aku orang yang paling malang

Skrg aku sadar bhw setiap orang punya masalah & kekuatirannya sendiri

Setelah kulihat smuanya itu.. aku tersadar bhw ternyata keadaanku sebenarnya tdk begitu buruk..

Semua orang yg kulihat tadi skrg sedang melihat aku… terkapar meregang nyawa..

Kurasa setelah mereka melihat kondisiku yg sedang menjelang tak bernyawa skrg, mereka akan berpikir bhw sebenarnya keadaan mereka tdk terlalu buruk.

**Life is Wonderful (Andrew Ho) *

[KASUS MENCONTEK MASSAL : JUJUR ANCUR] Prihatin, (lagi2) Sang Peniup Peluit itupun di Caci Maki Juni 12, 2011

Posted by ekojuli in HOT NEWS, UMUM.
Tags: , , , , , , , ,
11 comments

PRIHATIN…. Itu yg perasaan saya pertama kali melihat berita di tipi, tentang seorang wali murid yang di hujat massa bahkan terpaksa pindah dari tempat tinggalnya karena membongkar contek massal di SD Gadel 2 di seputar Surabaya.

Klu saya liat, Sebenarnya ada dua masalah dalam hal ini…

MASALAH PERTAMA : MENCONTEK MASSAL

gambar dari rebublika.com


Kok bisa Sekolah membiarkan bahkan menyuruh murid nya (anak didik) untuk mencontek…!!! Hal yang mustahil terjadi waktu jaman saya sekolah dulu. Bahkan dulu ada seorang murid yg tidak lulus gara2 ketahuan mencontek.

coba saya quote dari kompas.com beritanya:

SURABAYA, KOMPAS.Com – Pihak Sekolah Dasar Negeri Gadel II Surabaya memilih tutup mulut, saat ditanya wartawan tentang praktik menyontek massal di sekolah itu saat pelaksanaan ujian nasional (UN) Mei lalu.

‘Semua sudah diambil alih Wali Kota Surabaya. Slakan tanya kepada beliau,’ kata Kepala SDN Gadel II Surabaya, Sukatman, usai menemui anggota komisi D DPRD Kota Surabaya di sekolahnya, Senin (6/6/2011).

Jawaban yang sama juga disampaikan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Kecamatan Tandes, Dakah Wahyudi. Menurut dia, pihak UPTD hanya bertugas melakukan pengawasan kelancaran belajar mengajar di sekolah.

‘Kami sudah pasrah sepenuhnya kepada wali kota soal itu,’ katanya.

Dalam sidak tersebut, anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Masduki Toha, sempat memberikan imbauan kepada murid-murid SDN Gadel II untuk tetap tenang, menanggapi pemberitaan di media selama ini yang menyudutkan sekolah mereka, karena dituding melakukan praktik menyontek massal. Atas peristiwa ini, pihaknya berjanji akan mengevaluasi sistem pendidikan yang ada di Surabaya.

“Kami akan carikan solusi yang terbaik untuk masalah ini, dan yang penting tidak ada pihak yang dikorbankan, khususnya anak didik,’ kata politisi PKB ini.

Selanjutnya Masduki Toha menyebutkan, DPRD bersama inspektorat dan tim independen yang dibentuk Pemkot Surabaya, akan mengkaji hasil penelitian di lapangan untuk membuat rekomendasi terbaik atas peristiwa ini.

SDN Gadel II di Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, dilaporkan oleh salah seorang wali murid kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya, karena dicurigai melakukan praktik menyontek massal dengan memanfaatkan putranya untuk menyontek.
http://regional.kompas.com/read/2011…nyontek.Massal

MASALAH KEDUA : SANG PEMBONGKAR KEBOBROKAN PUN DI HUJAT BAHKAN DI KUCILKAN

Saya rasa masyarakat kita saat ini sedang sakit. Barangkali kalau ada tetangga kita memberitahu kita bahwa melihat anak balita kita sedang merokok, kita malah dipukuli sssttttt coba diem2 ajah…

Ini benar2 terjadi, ketika (saya nonton berita) seorang wali murid melaporkan. Melaporkan ke kepala sekolah, tidak ada tindakan. Melaporkan ke komite sekolah, juga tidak ada tindakan. Akhirnya melaporkan ke Diknas dan media massa. Entah, mana yg lebih manjur diantara kedua terakhir, yg pasti berita ini kemudian terblow up.

Niat jujur keluarga Ny Siami, malah membuahkan petaka. Dia dihujat massa dianggap sebagai pahlawan kesiaangan, mencemarkan nama baik sekolah, dan masyarakat… ehhhhhmmm…. prihatin…!!!
YANG TERCEMAR PUN TIDAK MAU DIBILANG TERCEMAR…
LEBIH PARAH LAGI MENUDUH YANG TIDAK TERCEMAR SEBAGAI PENCEMAR…
hmmmmm Perihatinnn….

bener2 sedang sakit kita semua ini…

anda yang mungkin tidak mengikuti beritanya coba saya quote dari surya online.com

SURABAYA | SURYA – Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu. Bertindak jujur malah ajur!

Teriakan “Usir, usir…tak punya hati nurani” terus menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) siang. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar di tengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.

Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebih dari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.

Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga dan wali murid dengan Siami. Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyarah Pimpinan Kecamatan Tandes) itu malah berbuah pengusiran. Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan warga agar keluarga Siami minta maaf di hadapan warga dan wali murid.

Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.

Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinya baru mengetahui kasus itu pada 16 Mei lalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu wali murid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan ‘taktik kotor’ itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.

Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itu memang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.

Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.

Dan perkembangan selanjutnya, warga dan wali murid malah menyalahkan Siami dan puncaknya adalah aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas sebenarnya sudah terasa sehari menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel Sari Barat.

Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami berjanji menyampaikannya, Kamis.

Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya. Satu jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa gang.

Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo dan Saki Edi Purnomo mendatangi Balai RW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan balai pertemuan ini sekitar 100 meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsung menghujat keluarga Siami.

Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang sebelumnya memang bersiaga langsung bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai RW. Warga kian menyemut dan terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah satu ibu nekat menerobos. Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga, perempuan ini harus digelandang keluar oleh petugas.

Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes, Dakah Wahyudi. Ia menyatakan bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akan kena sanksi mengulang Unas. Ucapan Dakah sedikit membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny Siami tidak segera diberi kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan Prof Daniel Rosyid. Ketua tim independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini berusaha menyejukkan warga dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya adalah juga Indonesia, sehingga setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.

Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu warga menyeletuk. “Kalau kita dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas membiarkannya,” ucap salah satu ibu yang mendapat tepukan meriah warga lain.

Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan wajar dilakukan siswa agar bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa perbuatan menyontek adalah budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak jujur ini tidak bisa ditoleransi.

”Menyontek adalah awal dari korupsi. Jika perbuatan curang ini sudah dianggap biasa, maka ini akan membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak ada yang mau demikian,” sindir Daniel.

Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2, Sukatman. Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot. Sukatman menyampaikan permintaan maaf kepada wali murid.

Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak salah. Yang dianggap salah adalah keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali berteriak “usir… usir”. Namun warga mulai tenang karena Sukatman tempak menghampiri Ny Siami dan suaminya. Mantan Kasek ini langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun, setelah itu warga kembali riuh rendah.

Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah. Suara massa di luar balai RW terus membahana, menghujat keluarga Siami. Padahal saat itu, Siami sedang menyiapkan mental dengan berdiri di hadapan warga.

Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia tampak berdiri merunduk sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. “Saya minta maaf kepada semua warga…” ucap Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.

Namun, sang suami terus membimbing, membuat perempuan ini kembali melanjutkan pernyataan maaf. Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak “usir”. Baik petugas polisi dan tokoh masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali terdengar suara Siami.

Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali berucap, “Saya tidak menyangka permasalahan akan seperti ini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada anak saya. Saya sebelumnya sudah berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik.”

Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai akhirnya polisi memutuskan untuk mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi dengan pengamanan pagar betis. Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami. Sejumlah warga bahkan sempat menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya berhasil diamankan ke Mapolsek Tandes.

Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan. Namun, kakak kandung Siami, Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa. “Dia tak tahan lagi dengan tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan merasa tenang jika di Gresik,” kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al, anak Siami yang dipaksa memberi contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali didemo warga.

Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus menuntut agar tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut Siami bertanggung jawab.

Budaya sakit

Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim, menyesalkan tindakan warga Gadel yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. “Tuntutan warga untuk mengusir keluarga Al tidak masuk akal. Itu tidak bisa dituruti,” katanya.

Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional. Perbuatan benar yang dilakukan ibu Al, Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek rupanya sudah mengakar dan menjadi kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. “Warga ternyata sakit,” katanya.

Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dan dua guru kelas VI, Fatkhur Rohman dan Prayitno, sudah legowo dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. “Saya kira ini kalau dibiarkan masyarakat akan sakit terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah,” papar Daniel.

Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan temuannya bahwa Al, anak Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan. Namun, tim tidak menemukan cukup bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim independen tidak menemukan hasil jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas pun hasilnya tidak sama. Al ternyata membuat contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban yang benar. Dan kawannya pun tidak sepenuhnya percaya dengan jawaban Al. Sehingga hasil ujian tidak sama.

Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan siswa dan wali murid. Sanksi yang direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya kepada guru yang melakukan intimidasi kepada Al.

Berdasarkan temuan tim independen ditambah pemeriksaan Inspektorat Pemkot Surabaya itulah, Wali Kota Tri Rismaharini akhirnya mencopot Kepala Sekolah SDN Gadel 2 Sukatman dan dua guru kelas VI Fatkhur Rohman dan Prayitno.

sumber: http://www.surya.co.id/2011/06/10/ny-siami-si-jujur-yang-malah-ajur

Juni 9, 2011

Posted by ekojuli in business wisdom.
Tags: , , , , , , , , , , , ,
3 comments

DIBAWAH INI ADALAH WAWANCARA DENGAN BOB SADINO, SEORANG PENGUSAHA SUKSES… YUK KITA IKUTI….!!!

Silakan dibaca, jika ada yang bermanfaat silakan diambil…. Jika anda merasa tidak cocok silakan tinggalkan…

Kalau pikiran ini kita umpamakan sebuah cangkir teh, maka kita tak bakalan pernah bisa mengenal “tehnya” Bob Sadino, jika kita tak lebihdulu mengosongkan cangkir itu. Berikut petikan wawancara antara Bob Sadino, sang “Guru Zen” bisnis, dengan salah satu pengagumnya, Edy Zaqeus.
Wawancara berlangsung sepanjang perjalanan dari rumah Bob di Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sampai di kantornya di kawasan industri Pulo
Gadung, Jakarta Timur. Wawancara ini merupakan salah satu bab dari
buku best seller berjudul Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah! (Gradien,2004)

MODAL SERING MENJADI HAMBATAN BAGI YANG INGIN
BERWIRAUSAHA. PANDANGAN ANDA?

Rata-rata kalau orang bicara modal, langsung otaknya bilang duit. Orang yang lebih canggih lagi, kalau bukan duit ya benda-benda modal seperti pacul, pikulan, atau becak. Itu modal yang bisa dilihat, dipegang,dirasakan, modal tangible. Ada modal yang tidak bisa dilihat, dirasakan, dipegang. Umpamanya modal keberanian, kemauan, tekad. Saya pribadi, dari mana
mulainya? Ya, dari yang tidak kelihatan tadi.

SOAL KETIDAKBERANIAN MENGAMBIL RISIKO, JIKA
BERDASARKAN PERHITUNGAN RISIKONYA TERLALU BESAR.
KOMENTAR ANDA?

Karena saya berangkat tanpa perhitungan apa-apa, bagaimana saya mau mengitung kalau duit saya tidak punya? Modal saya hanya kemauan, tapi saya punya kaki punya tangan, terus saya melangkah, saya berbuat!

APA CUKUP MENGANDALKAN KEBERANIAN AMBIL RISIKO SAJA?

Salah satunya iya. Kalau orang biasanya menghindari risiko, saya masuk kategori orang yang mencari risiko, kan? Masa bodoh akibatnya, yang saya cari itu risiko. Silahkan terjemahkan.

PERNAH MENGALAMI KEGAGALAN DALAM USAHA?

Ini pertanyaan yang sangat lucu Kegagalan itu sudah termasuk dalam usaha. Cari risiko berarti cari kegagalan, kan? Berusaha itu modalnya bukan duit. Duit itu nomor ke seratus kali!

SOAL MENTAL KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT KITA?

Rata-rata orang Indonesia masih berpikir untuk jadi pegawai saja. Termasuk mereka yang sudah selesai sekolah, sarjana-sarjana itu. Kebanyakan orang tidak mau dipicu dan dipacu mental kewirausahaannya. Karena tidak mau, ya pendekatannya harus beda. Ya, keteladanan saja. Kalau orang melihat Anda berhasil, Anda hanya bisa berharap orang lain mengikuti Anda. Itu saja!

BUKANKAH ITU PASIF?

Memangnya kita bisa maksa orang? Kamu mau nggak dipaksa? “Kamu besok berhenti saja jadi wartawan, kamu ikuti jejak saya, mau nggak kamu?!”

KONON DALAM USAHA PERLU `NALURI BISNIS’ (INSTINCT)
ATAU FEELING. ANDA SENDIRI?

Dari pengalaman, saya tidak mengatakan bahwa instinct atau feeling itu faktor. Mungkin ada, Mungkin! Tapi itu kan sesuatu yang tidak ada jaminannya? Yang orang katakan feeling bagi saya, sebenarnya adalah karena saya sudah melangkah 999 langkah. Maka langkah saya yang ke-1000 itu, yang sebetulnya langkah berikutnya, itulah yang dikatakan orang instinct atau feeling.

KALAU SOAL `HOKI’ ATAU KEBERUNTUNGAN?

Berapa persen sih orang yang bisa menyandarkan dan mengandalkan sebuah sukses dari faktor hoki? Kenapa nggak dilaksanakan saja, dijalankan saja? Mungkin hoki datang sejajar dengan itu, dengan
sendirinya. Kalau orang sejak awal percaya dirinya tidak bisa berhasil, maka seumur hidupnya, sepanjang hayatnya, dia tidak akan pernah berhasil.

BAGAIMANA DENGAN LEADERSHIP DALAM MENGHIDUPKAN
USAHA?

Kalau ditanya definisinya saya nggak bisa jawab. Kalau ditanya hasilnya, saya punya 1.600 orang anak-anak. Mereka itu anak-anak, saya bapaknya, itu saja! Nggak pakai resep. Mereka itu mbututi (mengikuti) saya kok.Jika kamu belum menikah, belum punya istri, belum punya anak, maka apa pun
yang saya terangkan tentang `bapak’, kamu tidak akan mengerti. Itu pun sudah merupakan jawaban!

KALAU ANAK-ANAK TIDAK MAMPU MELAKSANAKAN APA
YANG ANDA INGINKAN?

Dibentur-benturkan aja kepalanya ke tembok! Apakah saya bisa andalkan anak saya dari pengetahuannya saja? Pengalaman. Anak pegang sepeda, kalau jatuh itu risiko saya. Si anak merasakan sakit. Tapi sebagaiseorang bapak, kalau anak luka, yang ngobatin luka itu siapa? Risiko si anaksakit, luka, berdarah, teriak-teriak. Karena itu dirasakan anak saya, saya ikut merasakan. Saya sebagai bapak harus bertanggung jawab. Saya
melaksanakan tugas saya sebagai bapak, sama dengan semua bapak dimana pun bapak-bapak berada. Tidak ada bedanya.
Usaha sudah besar, urusan makin banyak, sistem makin rumit. Bagaimana mempertahankan semua ini?
Saya kan sama anak-anak, tidak sendirian? Harus dilihat saya bersama anak-anak itu sebagai sebuah kebersamaan. Sudah lama saya tidak mengambil keputusan. Anak-anak saya suruh belajar naik sepeda.
Terserah mau ke mana dan bagaimana mereka naik sepeda. Kalau saya mengawasi terus, kapan dewasanya anak-anak?

TIDAK SELAMANYA ORANG BISA LURUS TERUS. KADANG
MEYIMPANG, KADANG MELAKUKAN KESALAHAN?

Saya buka dan bebaskan. Kalau mau melakukan penyimpangan, melakukan kesalahan, silahkan! Bebas kok. Terserah. Seperti anak saya yang naik sepeda, kalau dia jatuh, dia sakit sendiri.

KESALAHAN YANG DISENGAJA MAUPUN YANG TIDAK?

Dua-duanya boleh. Merdeka kok!

KEDENGARANNYA KOK TIDAK ADA MEKANISME REWARD AND PUNISHMENT?

Punishment-nya itu bukan dari saya. Reward-nya juga bukan dari saya. Punishment juga karena kelakuan dia sendiri. Memangnya tugas bapak itu harus punish and reward? Memangnya polisi? Saya paling menghindari

perkataan punishment.

LEBIH UTAMA PENGALAMAN ATAU SESUATU YANG
DIDAPAT DARI BANGKU SEKOLAH?

Saya tidak bisa ngomong karena saya nggak sekolah. Menurut istilah Andrias (penulis buku-buku best seller: red), saya ini orang yangbelajar, tetapi orang yang tidak pernah sekolah.

SIAPA GURU-GURU TERBAIK ANDA?

Alam. Saya melihat anak-anak, saya lihat pohon, matahari, jalanan, batu, sekeliling saya aja. Apa orang itu ndak bisa belajar dari batu? Banyak orang tua yang tidak rela anaknya tidak sekolah.

MUNGKIN ADA KEKHAWATIRAN KALAU TIDAK SEKOLAH
NANTI TIDAK BISA HIDUP?

Apakah mereka tahu dengan sekolah itu anaknya bisa hidup? Apakah nggak sebaliknya, malah karena sekolah dia nggak akan bisa hidup? Kalau saya jadi kamu, segera setelah jadi orang tua, yang saya ingat adalah obrolan saya dengan Bob Sadino. Apakah sekolah itu jaminan bahwa anak
itu nanti akan berhasil? Saya hampir pasti kalau kamu jadi orang tua kamu akan paksa anakmu untuk sekolah. Kalau kamu orang tua yang percaya,
bahwa dengan sekolah anak itu bisa sukses, saya cenderung mengkategorikan kamu sebagai orang tua yang tidak bener. Pertama, kamu malas tidak mau mendidik anak sendiri. Kedua, kamu mengandalkan orang lain. Kalau kamu menghendaki anakmu melakukan setiap yang kamu inginkan, kamu orang tua yang paling egois. Bukankah setiap anak itu bebas memilih apa pun yang dia inginkan? Tanpa sadar kamu sedang memperkosa pikiran anakmu. Itu menurut Bob Sadino!

ADA PEMIKIRAN, PENDIDIKAN ADALAH WARISAN TERBAIK
BAGI ANAK?

Kalau semua orang bilang begitu, saya yang akan bilang tidak! Kamu belum menarik garis sekolah itu apa, belajar itu apa. Alangkahprihatinnya
saya. Kasihan sekali pada orang tua yang mendidik anaknya, dengan menyuruh si anak masuk di sebuah ruangan yang dibatasi oleh empat dinding. Bukankah dunia ini lebar? Warisan disempitkan menjadi satu;
sekolah. Yang lain-lain nggak dianggap warisan, alangkah sempitnya pemikiran itu. Anak-anak saya ya saya sekolahkan. Tapi setelah itu saya bebaskan, mau apa terserah. Tidak pernah saya paksakan. Dan walau anak-anak saya selesai sekolah, ternyata mereka juga ndak senang sekolah.

APAKAH IDE-IDE SEMACAM INI BAGUS UNTUK
ORANG-ORANG DI BANGKU SEKOLAH?

Saya selalu mengatakan, bagi mereka yang memaksakan kepingin sukses, jawaban saya sangat sederhana dan sangat tidak populer. Kalau kamu mau sukses, besok kamu berhenti sekolah. Dan jelas tidak ada satu orang pun yang mau nurut kata-kata saya. Padahal dia sedang mencari dan mengejar
sukses. Mungkin orang merasa tidak aman jika meninggalkan sekolah dan tidak
punya ijazah?
Kamu tahu berapa ribu sarjana yang nganggur. Apakah itu aman buat mereka? Kemarin saya ke IPB sedang mewisuda 1.200 sarjana. Dari 1.200 sarjana yang kemarin diwisuda itu, berapa yang dapat pekerjaan, saya tidak tahu. Yang saya tahu hanya beberapa gelintir saja. Artinya kamu menyekolahkan anak untuk mencapai suatu tujuan, yaitu masuk pada suatu tempat yang tidak aman. Itu jelas sebetulnya. Tapi mengapa paradigmanya tidak pernah mau digeser-geser? Karena itu budaya dari nenek moyang. Orang tua maunya gampang. Sebetulnya sekolah itu hanya
wakil saja dari orang tua. Kalau orang tua yang prihatin, ya dia didik sendiri anaknya.

WAKTU KECIL PERNAH PUNYA CITA-CITA?

Nggak punya cita-cita. Kamu bertanya, `benar nggak?’ berarti kamu tidak percaya sama saya, kan? Karena aneh, kan? Orang selalu tidak percaya jika saya ngomong yang sejujur-jujurnya.

BAGI ANDA APA MAKNA SUKSES ITU?

Bilamana apa yang saya harapkan, itu yang saya dapatkan, itulah sukses. Jadi kalau saya mengharapkan besok saya bisa makan, dan besok saya dapat makan, saya sudah sukses. Buat saya nasi sepiring itu sudah baik. Orang mencari macam-macam itu kan karena tidak pernah menghargai nasi sepiring buat dimakan besok? Saya menghargai itu karena saya pernah lapar. Nasi sepiring itu punya arti besar, segunung sudah. Sesederhana itu!

Nasi doang itu bagi saya sudah lebih baik daripada saya tidak makan. Mungkin titik berangkat saya itu yang membuat saya bisa begini hari ini. Orang yang tidak bisa menghargai sepiring nasi doang, karena mereka belum pernah lapar, kan? Mungkin perbedaan yang paling mencolok antara saya dengan begitu banyak orang adalah itu. Makan dianggap taken for granted, kewajaran, karena orang itu tidak punya masalah dengan makan. Tapi orang-orang di pinggir jalan itu, kamu tanya mereka.

ADA SAAT-SAAT KHUSUS UNTUK MEDITASI ATAU REFLEKSI
DIRI?

Walah dengan saya bersosialisasi dan berkomunikasi dengan anak-anak, itu sebuah refleksi spontan, kan? Apakah itu sikap saya, tindakansaya, atau pembicaraan saya, saya mendapatkan refleksinya. Jadi saya tidak perlu lagi merenung. Saya bicara dengan Anda, saya mendapatkan refleksi dari Anda. Refleksinyaoh, segala pertanyaan yang saya jawab anak ini ternyata bingung sendiri ha..ha..ha..

SETELAH SEPERTI SEKARANG INI, KE DEPAN APALAGI YANG
ANDA HARAPKAN?

Dari awal saya bilang, besok itu saya mengharapkan bisa makan. Dan keesokan harinya saya bisa makan, dan saya puas. Apalagi yang saya harapkan? Karena itu makna sukses, kan? Sudah cukup. Nah, pulang nanti kamu dipaksa merenung! Bisa nggak menerjemahkan sang sufi ini
ha..ha..ha Kamu mengukur saya itu sekarang, kamu melihat saya serba
ada. Kamu lupa sepiring nasi buat saya itu ada, itulah titik ada pada
waktu saya punya sepiring nasi besok. Itu titik ada saya. Kalau saya melihat titik pada waktu besok saya mau makan saya dapat nasi, itu sudah titik bagi saya.

Menurut Bob Sukses itu ga selalu berbenturan dengan modal bahkan pendidikan di sekolah pun belum bisa menjamin si anak itu bsia sukses, Misalkan . Tetangga Kamu pedagang telor keliling , dengan penghasilan sekian – sekian , kalau kamu Mau dan punya keinginan dan tekat kamu tinggal bilang ke tetangga kamu itu , ” Bu , Besok ibu ga usah cape – cape jualan dech , biar saya yang jualan keliling , upah nya berapa? ” kata kakek sukses ini. mmmm bener juga.

sumber: http://tayuza.blogspot.com/2010/04/bob-sadino-mau-suksesjadilah-orang

[in memoriam NURUL F HUDA] Sang Penulis Juni 2, 2011

Posted by ekojuli in Tidak Dikategorikan.
2 comments

Tanggal 18 mei 2011, di Grup Blackberry teman2 SMA ramai memperbincangkan kepergian seorang penulis yang memang adik kelas kami: Nurul F Huda. Meski tidak mengenal secara pribadi, akhirnya google memberitahuku bahwa dia adalah seorang Penulis tegar yang di akhir hidupnya single parent membesarkan dua buah hatinya…

Baiklah coba saya quote Prolog Nurul F Huda di buku terbarunya (baca: terakhir): Hingga Detak jantungku Berhenti

Saat ini, aku menjadi single mother bagi dua anakku, Fathin (saat buku ditulis umurnya 8 tahun) dan Azizah (7 tahun). Secara fisik, anak-anakku tumbuh dengan sehat, relatif gemuk (makan sehari kadang 4 kali, pagi-siang-sore-malam). Belum termasuk cemilan dan susu. Mereka juga menikmati bermain, melakukan apa yang disenangi.

Fathin hobi ilmu pengetahuan dan teknologi, Azizah hobi seni, dan relatif tidak mengalami kendala psikologis yang berarti meski harus menghadapi kenyataan memiliki keluarga yang berbeda.


Ketika ngobrol dengan Asriana – adik kelas- (yg seangkatan sm Nurul F Huda) malah ditawarin “program amal” yang di buat oleh teman-teman alumni SMA 1 Purworejo thn 1995 untuk membeli buku-buku karya Nurul F Huda. Kedengarannya menarik… lagian memang saya pun hobby membaca… klop lah. Ditawarkan tiga buku seharga 105 ribu (belum termasuk ongkos kirim). Tanpa bertanya lebih jauh saya pun mengiyakan yang ditawarkan Asriana. Singkat cerita selang 3 hari buku pun tiba di Balikpapan.

Baru satu buku yang sempet saya baca. itupun baru sebagian. Judulnya : Sambil Mencari Kutu: Pedoman Ngerumpi Cerdas. Secara umum saya salut dengan gaya tulisan ibu satu ini. cara memaparkannya fresh tapi berbobot. Semuai judulnya, tema yang diangkatpun tema yang ringan, rumpian ibu2, tapi disampaikan dari sudut pandang yang berbeda, sehingga membuat kita seperti bercermin…..

Setelah saya posting di Grup Blackberry kembali, banyak teman ingin mendapatkan buku2 ini. Kembali saya menghubungi Asriana (lha saya taunya cuma dia egh). Setelah konfirmasi, pemesanan bisa melalui Asriana. “Untuk bantu biaya pendidikan anak-anak Bu Nurul” kata Anna. Baiklah. Saya tau adik saya yang satu ini cukup amanah untuk menjalankan “acara” ini. Sekalian saya minta ijin beliau untuk saya bantu promo di Blog saya…

So….

Teman-teman yang ingin membeli buku-buku karya Nurul F Huda, bisa menghubungi Asriana di nomor:
085719723200

Untuk tiga buku dibawah ini seharga (jika belum ada perubahan) Rp. 105.000,-
beli satuan juga bisa kok…

silakan…..!!!