jump to navigation

[PARENTING] Mereka mencontoh kita Februari 9, 2011

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: , , , ,
4 comments

Teringat sebuah cerita menarik… bagaimana anak mencontoh perikalu orang tuanya…

mari kita simak

Suatu ketika, ada seorang kakek tinggal dengan anaknya. Selain itu,tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun.Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu.Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.. Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orang tua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak. Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasa direpotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu,” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini.”

Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Di sana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikan mangkuk kayu untuk si kakek. Sering saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek. Meski tak ada gugatan darinya. Tiap kali nasi yang dia suap, selalu ditetesi air mata yang jatuh dari sisi pipinya. Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi.Anak mereka yang berusia 6 tahun memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”. Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu, untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orang tuanya begitu sedih dan terpukul. Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, air mata pun mulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orang tua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki.

Mereka makan bersama di meja makan. Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama. Dan anak itu, tak lagi meraut untuk membuat meja kayu.

Sahabat, anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan. Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak. Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap “bangunan jiwa” yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan.

CERITA MEJA KAYU September 16, 2010

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE, Touching Story.
5 comments

Suatu ketika, ada seorang kakek yang harus tinggal dengan anaknya. Selain itu, tinggal pula menantu, dan anak mereka yang berusia 6 tahun. Tangan orangtua ini begitu rapuh, dan sering bergerak tak menentu. Penglihatannya buram, dan cara berjalannya pun ringkih.

Keluarga itu biasa makan bersama di ruang makan. Namun, sang orangtua yang pikun ini sering mengacaukan segalanya. Tangannya yang bergetar dan mata yang rabun, membuatnya susah untuk menyantap makanan. Sendok dan garpu kerap jatuh ke bawah. Saat si kakek meraih gelas, segera saja susu itu tumpah membasahi taplak.

Anak dan menantunya pun menjadi gusar. Mereka merasadirepotkan dengan semua ini. “Kita harus lakukan sesuatu, ” ujar sang suami. “Aku sudah bosan membereskan semuanya untuk pak tua ini.” Lalu, kedua suami-istri ini pun membuatkan sebuah meja kecil di sudut ruangan. Disana, sang kakek akan duduk untuk makan sendirian, saat semuanya menyantap makanan. Karena sering memecahkan piring, keduanya juga memberikanmangkuk kayu untuk si kakek.

Sering, saat keluarga itu sibuk dengan makan malam mereka, terdengar isak sedih dari sudut ruangan. Ada airmata yang tampak mengalir dari gurat keriput si kakek.Namun, kata yang keluar dari suami-istri ini selalu omelan agar ia tak menjatuhkan makanan lagi. Anak mereka yang berusia 6 tahun hanya memandangi semua dalam diam.

Suatu malam, sebelum tidur, sang ayah memperhatikan anaknya yang sedang memainkan mainan kayu. Dengan lembut ditanyalah anak itu. “Kamu sedang membuat apa?”. Anaknya menjawab, “Aku sedang membuat meja kayu buat ayah dan ibu untuk makan saatku besar nanti. Nanti, akan kuletakkan di sudut itu, dekat tempat kakek biasa makan.” Anak itu tersenyum dan melanjutkan pekerjaannya.

Jawaban itu membuat kedua orangtuanya begitu sedih danterpukul.Mereka tak mampu berkata-kata lagi. Lalu, airmatapunmulai bergulir dari kedua pipi mereka. Walau tak ada kata-kata yang terucap, kedua orangtua ini mengerti, ada sesuatu yang harus diperbaiki. Malam itu, mereka menuntun tangan si kakek untuk kembali makan bersama di meja makan.Tak ada lagi omelan yang keluar saat ada piring yang jatuh, makanan yang tumpah, atau taplak yang ternoda. Kini, mereka bisa makan bersama lagi di meja utama.

Sahabatku,cerita ini hanyalah refleksi dari secuil kisah kehidupan manusia yang tidak disadari berdampak pada masa depan,,,hmm,,anak-anak adalah persepsi dari kita. Mata mereka akan selalu mengamati, telinga mereka akan selalu menyimak, dan pikiran mereka akan selalu mencerna setiap hal yang kita lakukan.Mereka adalah peniru. Jika mereka melihat kita memperlakukan orang lain dengan sopan, hal itu pula yang akan dilakukan oleh mereka saat dewasa kelak.

Orangtua yang bijak, akan selalu menyadari, setiap “bangunan jiwa” yang disusun, adalah pondasi yang kekal buat masa depan anak-anak.

Mari, susunlah bangunan itu dengan bijak. Untuk anak-anak kita, untuk masa depan kita, untuk semuanya. Sebab, untuk merekalah kita akan selalu belajar, bahwa berbuat baik pada orang lain, adalah sama halnya dengan tabungan masa depan.

Terima kasih telah membaca….. semoga bermanfaat.

Salam Motivasi…

[MENGAGUNGKAN PERNIKAHAN] Kisah Menyentuh, Silakan disimak… Agustus 29, 2010

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE, Touching Story.
11 comments

[kisah anak manusia]

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam,pak Eddy 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. mereka
menikah sudah lebih 32 tahun.

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa, setelah
istrinya melahirkan anak ke empat tiba2 kakinya lumpuh dan tidak bisa
digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh
tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah
tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari pak Eddy memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan
mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia
letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya
tersenyum, untunglah tempat usaha pak Eddy tidak begitu jauh dari
rumahnya sehingga siang hari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan
siang. sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan
selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil
menceritakan apa2 saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,
pak Eddy sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya
setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan pak Eddy lebih kurang 25 tahun, dengan sabar
dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati
mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal si bungsu yg masih
kuliah.

Pada suatu hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua
mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah
sudah tinggal dengan keluarga masing2 dan pak Eddy memutuskan ibu
mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya
berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata ” Pak kami ingin
sekali merawat ibu, semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu
tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak………bahkan
bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu”.

Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata2nya “sudah yg
keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun
akan mengijinkannya.

kapan bapak menikmati masa tua bapak*
dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami
janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian”.

Pak Eddy menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka…”
“Anak2ku ……… Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk
nafsu mungkin bapak akan menikah……tapi ketahuilah dengan adanya
ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah
melahirkan kalian..
Sejenak kerongkongannya tersekat,… kalian yg selalu kurindukan hadir
didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai
dengan apapun.

Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaanya seperti Ini.
Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa
bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang,
kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh
orang lain,
bagaimana dengan ibumu yg masih sakit.”
Sejenak meledaklah tangis anak2 pak Eddy merekapun melihat butiran2
kecil jatuh dipelupuk mata ibu suyatno..dengan pilu ditatapnya mata
suami yg sangat dicintainya itu..*

Sampailah akhirnya pak Eddy diundang oleh salah satu stasiun TV swasta
untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada
Eddy kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat Istrinya yg sudah
tidak bisa apa2..

Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio
kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru disitulah pak
Eddy bercerita.

“Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran, perhatian )
adalah kesia-siaan.
Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia
sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan
bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kita bersama..dan itu
merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk
mencintainya apa adanya… sehatpun belum tentu saya mencari
penggantinya apalagi dia sakit,,,”

[KISAH POHON APEL] Untuk kedua OrangTuaku: Maafkan Aku Juli 25, 2010

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE, Touching Story.
49 comments

Dahulu kala, ada sebuah pohon apel besar. Seorang anak kecil suka datang dan bermain-main setiap hari. Dia senang naik ke atas pohon, makan apel, tidur sejenak di bawah bayang-bayang pohon apel … Ia mencintai pohon apel iu dan pohon itu senang bermain dengan dia. Waktu berlalu …….

Anak kecil itu sudah dewasa dan dia berhari-hari tidak lagi bermain di sekitar pohon. Suatu hari anak itu datang kembali ke pohon dan ia tampak sedih. “Ayo bermain dengan saya,” pinta pohon apel itu. Aku bukan lagi seorang anak, saya tidak ‘bermain di sekitar pohon lagi. “Anak itu menjawab,” Aku ingin mainan. Aku butuh uang untuk membelinya. “” Maaf, tapi saya tidak punya uang ….. tapi Anda bisa mengambil buah apel saya dan menjualnya. Maka Anda akan punya uang. “Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua apel di pohon dan pergi dengan gembira. Anak itu tidak pernah kembali setelah ia mengambil buah apel. Pohon itu sedih.

Suatu hari anak itu kembali dan pohon itu sangat senang. “Ayo bermain-main dengan saya” kata pohon apel. Saya tidak punya waktu untuk bermain. Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Dapatkah Anda membantu saya? “Maaf tapi aku tidak punya rumah. Tetapi Anda dapat memotong cabang-cabang saya untuk membangun rumahmu.” Lalu, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting dari pohon dan pergi dengan gembira. Pohon itu senang melihatnya bahagia, tapi anak itu tidak pernah kembali sejak saat itu.

Pohon itu kesepian dan sedih. Suatu hari di musim panas, anak itu kembali dan pohon itu begitu gembira. “Ayo bermain-main dengan saya!” kata pohon. “Saya sangat sedih dan mulai tua. Saya ingin pergi berlayar untuk bersantai dengan diriku sendiri. Dapatkah kau memberiku perahu?” … “Gunakan batang pohonku untuk membangun perahu. Anda dapat berlayar jauh dan menjadi bahagia.” Lalu anak itu memotong batang pohon untuk membuat perahu. Dia pergi berlayar dan tak pernah muncul untuk waktu yang sangat panjang.

Akhirnya, anak itu kembali setelah ia pergi selama bertahun-tahun. “Maaf, anakku, tapi aku tidak punya apa-apa untuk Anda lagi. Tidak ada lagi apel untuk ananda. …” kata pohon “…..
” Saya tidak punya gigi untuk menggigit “jawab anak itu.”
” Tidak ada lagi batang bagi Anda untuk memanjat” .
“Saya terlalu tua untuk itu sekarang” kata anak itu.”
“Saya benar-benar tak bisa memberikan apa-apa ….. satu-satunya yang tersisa adalah akar sekarat” kata pohon apel dengan air mata.
“Aku tidak membutuhkan banyak sekarang, hanya sebuah tempat untuk beristirahat. Saya lelah setelah sekian tahun.” Anak itu menjawab.
“Bagus! Akar Pohon Tua adalah tempat terbaik untuk bersandar dan beristirahat di situ.” “Ayo, ayo duduk bersama saya dan istirahat”
Anak itu duduk dan pohon itu sangat gembira dan tersenyum dengan air mata.

……………………..

Ini adalah cerita untuk semua orang. Pohon adalah orang tua kita. Ketika kita masih muda, kita senang bermain dengan Ibu dan Ayah … Ketika kita tumbuh dewasa, kita meninggalkan mereka … hanya datang kepada mereka ketika kita memerlukan sesuatu atau ketika kita berada dalam kesulitan. Tidak peduli apa pun, orang tua akan selalu berada di sana dan memberikan segala sesuatu yang mereka bisa untuk membuat Anda bahagia. Anda mungkin berpikir bahwa anak laki-laki itu kejam kepada pohon tapi itu adalah bagaimana kita semua memperlakukan orang tua kita.

credit to Dr. Sudarmono – Purworejo
u make me cry T.T

baca juga [IBU MAAFKAN AKU]

Keajaiban Ayah Januari 17, 2010

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: ,
17 comments

Ternyata Ayah itu menakjubkan

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada
siapapun – dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil,
tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain
dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil
mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil
(mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa
meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

Ayah benar-benar senang membantu seseorang…tapi ia sukar meminta
bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia
sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Dan hasilnya?… .mmmmhhh…”tidak terlalu mengecewakan” ^_~

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia
bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk
membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan
tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau
memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal
menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI…..
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan…..
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara…

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap
semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa
banyak kerutan di dahinya….

Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu….

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu”
Ketika ia ingin berkata ,,tidak”

Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya
kepregok menghisap rokok dikamar mandi.

Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu
sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan”

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan
sesuatu hal yang baik persis seperti caranya….

Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….

Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau
meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak
akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata ….
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama
kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya
(ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa
takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster…
tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang
malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar
selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :” kalau kau ingin mendapatkan
pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar
apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai
besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin
mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang
Menciptakannya”

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,,jadilah lebih kuat dan
tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang
lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu”

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :” jangan cengeng
meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari
terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau
gantikan posisi Ayah di hatimu”

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik
daripada kamu dulu….

Ayah bisa membuatmu percaya diri…
karena ia percaya padamu…

Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba
melakukan yang terbaik….

Dan terpenting adalah…
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Seni Berkomunikasi dengan Anak Desember 3, 2009

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: , , , , , ,
13 comments

Berkomunikasi dengan Anak (terutama Balita) baru sadar, ternyata memerlukan perhatian yang super insentif. Bagaimana tidak, selama ini saya pun mengangap enteng setiap kata yang saya kata pasti sama seperti yang anak saya Rifqi ( 6 tahun) dan Diva ( 2,5 tahun) pahami.

Baiklah… coba simak komunikasi lucu dibawah ini

Diva

Suatu saat Diva Demam… Mamanya (kebetulan seorang bidan) memeriksa keadaan Diva dengan seksama. Maka terjadilan percakapan

Mama : Diva, coba buka mulutnya…
Diva : (membuka mulutnya)
Mama : Keluarkan Lidahnya, Nak…
Diva : (mengeluarkan lidahnya)
Ayah : Barangkali Diva demam karena mau tumbuh gigi…
Mama : Diva, coba tarik (lagi) lidahnya Nak…
Stop…!!! Coba tebak apa yng dilakukan Diva dengan instruksi mama-nya tadi? Salah…!!! ini dia yang dilakukan Diva,
Diva : (menarik lidahnya PAKAI TANGANNYA…)
Mama : (waduh salah instruksi nih…) Toeng…!!!
Ayah : Wakakakakakk

Apa yang salah dengan dengan instruksi mama-nya? Apa yang salah juga klu Diva menarik lidahnya pakai tangannya??

Yang perlu dicermati adalah:
1, Berhati-hati dengan setiap kata yang kita sampaikan kepada anak.
2. Yakinkan bahwa apa yang kita sampaikan sama seperti yang dia maksudkan
3. Mintalah umpan balik dari setiap hal yang kita sampaikan.
4. Mintalah anak mengulang beberapa hal yang kita sampaikan…

DIVA - RIFQI

Contoh lagi

Diva Masih Demam, Subuh setelah diminumin obat oleh mamanya Diva terbangun. Kakinya Dinginnnn sekali Kasihan Dia….
Dari Pelukan Mamanya dia minta Pindah Ke pelukan saya… Ada sedikit seyuman dibalik “kesakitan” Diva…
Ayah : Diva masih sakit?
Diva : Iya Yah..
Perut Diva Capek…!!!
Ayah : (Memeluk Diva sambil kebingungan apa maksudnya perut capek???)

Contoh lain lagi

Kami sekeluarga lagi pengen makan diluar. Dijalan, Diva membuka jendela Mobil karena kepanasan ( eaaa lahh SIPOET pakai-nya AC alami / Angin Cendela). Terus Dive mengeluarkan tangannya keluar jedela..

Mama : Diva… Ayo masukkan tangannya nanti kena mobil lohhh
Diva : (bandel) Nggak Mau… Nggak ada mobil kok tuhh tuhh…. MOBILNYA HABIS…

Entahlah maksud Diva sebenarnya apa….

Lanjut lagi…. Sekerang giliran cerita tentang Rifqi (6 tahun) anak saya yang sulung…

Begini ceritanya….

Suatu hari Rifqi pulang ngaji, biasa lahhh Heboh… Nggodain Diva adiknya sambil teriak-teriak…
Ayahnya yang sedang “sibuk” nonton tivi memperingatkan Rifqi sambil berteriak….
Ayah : Rifqi….. Jangan Teriak-Teriak….!!! Sudah Malam Nih…
Rifqi : Lha… itu Ayah Aja juga teriak-teriak..!!!
Ayah : Toeng…!!! (Iya juga yah…. tapi klu nggak teriak apa ya Rifqi dengar perintah ayahnya, wong pada ribut begitu…)

Baiklah… Klu kita rewind<<< seharusnya kejadiannya mungkin begini:

Suatu hari Rifqi pulang ngaji, biasa lahhh Heboh… Nggodain Diva adiknya sambil teriak-teriak…
Ayahnya yang sedang “sibuk” nonton tivi >>> berdiri dan menghampiri Rifqi sambil berkata,
Ayah : Rifqi… ayo jangan ribut… sudah malam…

Atau Contoh lain yang juga pakai label DONT TRY THIS @ HOME:

Rifqi sedang “berkelahi” memukul Diva gara-gara berebut maian. Diva nangis meraung-raung… Ayah datang sebagai superhero, sambil berteriak:
Ayah : Rifqi…. jangan pukul Adik….!!!
AYAH PUKUL RIFQI NANTI….!!!
Rifqi : (kenapa rifqi nggak boleh pukul adik, tapi ayah boleh rifqi???)

Dari kasus diatas, tentu saja Rifqi berpikir: Klu Rifqi Nakal Ayah boleh memukul Rifqi? Lha Klu Adik Nakal (karena merebut mainan Rifqi) kenapa Rifqi tidak boleh memukul Adik??? Gimana?

Mari kira Rewind<<< apa yang seharusnya terjadi:

Rifqi sedang “berkelahi” memukul Diva gara-gara berebut maian. Diva nangis meraung-raung… Ayah datang sebagai superhero…
Ayah : Rifqi kenapa memukul Adik??
Rifqi : Adik mengambil mainan Rifqi
Ayah : Rifqi itu kan guru-nya Adik… klu Rifqi memukul adik, adik akan meniru kakaknya, nanti adik akan memukul juga
Klu Diva mengambil mainan Rifqi, Rifqi tunjukkan mainan lain Diva pasti mau….

( atau alternatif lain tanpa melakukan kekerasan untuk menghentikan kekerasan, tidak akan berhasil )

Jangan Memberi Cap Bandel Agustus 10, 2009

Posted by ekojuli in business wisdom, parenting, PRIVATE, Touching Story.
Tags: , , , , , , , , , , ,
4 comments

Seringkali mendengar orang tua mengatakan anaknya “nakal” atau “bandel” saya merasa risih. Istri saya bilang kepada pasiennya jangan katakan anaknya nakal… tapi pintarrr. Tetapi saya lebih suka mengatakan anak dengan energi berlebih.

rifqi

rifqi

Suatu hari Mbah AKung nya Rifqi dari Purworejo berkunjung ke Balikpapan. Dia mendapati Rifqi (5 tahun waktu itu) sedang melempari genting rumah tetangga dengan batu. (Untung tetangga lagi nggak ada di rumah… Sssst jangan bilang2 ma tetangga saya ya…). Tentu saja Rifqi tidak bermaksud merusak… dia hanya Fun… dia angap sebuah permainan. (Tentu saja bila ada orang lain melihat (bagi mereka) sangat mudah mengatakan “Rifqi tuh Anak Nakal…” )

Melihat kelakuan cucunya, Mbah Kung tidak menegur langsung… Dia mengambil potongan tripleks, dan membuat target sasaran berupa bundaran-bundaran ditulisi angka-angka tertentu. Mungkin sama seperti target menembak di kepolisian.

Selanjutnya dengan bekal sebuah batu kecil, Rifqi diminta melempar “terget’ yang telah dibuat tadi… Semakin kecil lingkaran semakin besar score-nya. Wah…. Rifqi semakin fun dengan permainannya…. Tentu saja sambil bermain Akung, menasehati Rifqi, jika melempari genting itu akan begini begitu bla bla….. Nice effort, Kung…!!!

Jadi?… Ya gitu deh…. Jangan Memberi Cap kepada Anak sebagai Anak Nakal… atau dia akan menjadi seperti yang di Cap oleh lingkungannya…
Banyak cara simple untuk mengarahkan anak-anak. Komunikasi kuncinya saya rasa.

Saya punya kisah Inspiratif untuk di sharingkan:

Pemenang Nobel Fisika : Murid yang Bandel

Ini adalah cerita tentang kejadian berpuluh-puluh tahun yang silam di daratan Eropa. Kisah ini bercerita tentang Millboard, satu-satunya pemenang hadiah Nobel Fisika dari Denmark.

Pada saat ujian fisika, ada sebuah pertanyaan dari seorang dosen. Pertanyaan tersebut adalah “Bagaimana menentukan tinggi sebuah gedung 35 lantai dengan menggunakan barometer. Pertanyaan ini sebenarnya relatif mudah.

Diantara sekian banyak murid ada satu murid yang sangat bandel. Dia menjawab, “Kita menggunakan benang yang diikatkan pada ujung barometer tersebut, lalu kita turunkan dari lantai 35 sampai menyentuh tanah. Kita berikan tanda pada benangnya, kemudian kita tarik lagi ke atas dan diukur berapa meter panjang benang tersebut. Lalu ditambah 35 cm (panjang barometer). Maka kita akan tahu berapa tinggi gedung tersebut.”

Dosenya sangat marah mendengar jawaban tersebut. Karena selain bandel, si guru juga sangat membencinya. Akhirnya si guru tersebut tidak meluluskan ujian nya. Si murid pun mengajukan keberatan kepada dewan sekolah untuk meninjau angka ujiannya. Di hadapan dewan, murid tersebut menjelaskan jawaban ujiannya.

Singkatnya, pada saat itu karena gurunya tahu bahwa anak ini pintar, maka dilakukanlah ujian ulang. Dipanggillah empat dosen paling senior untuk menguji murid ini.

Besoknya ketika ujian berlangsung, empat dosen tersebut hanya memberikan waktu 10 menit untuk menjawab pertanyaan semua soal ujian. Dengan secarik kertas, dia mencorat-coret, menggambar bintang, bulan, dan sebagainya.

Empat dosen ini mulai marah karena pada menit yang kedelapan dia belum juga memberikan jawaban apapun.

Sampai akhirnya dosen-dosen tersebut bertanya, “Sebenarnya kau bisa menjawab tidak?”

Si murid menjawab, “Saya sebenarnya mempunyai banyak jawaban tetapi saya bingung, saya harus memberikan jawaban yang mana”.

“Pertama, saya bisa saja melihat sinar matahari pada pukul 09.00. Gedung tersebut pasti mempunyai bayangan. Kita ukur bayangan tersebut. Kalau misalnya bayangan tersebut panjangnya 150 m, lalu saya akan mengambil barometer dan dikenakan ke matahari. Saya juga akan tahu berapa panjang bayangan barometer tersebut. Kalau panjang barometer tersebut 50 cm, maka dengan perbandingan sederhana saya bisa tahu tinggi gedung tersebut.

“Kedua, saya bisa saja membawa barometer tersebut ke lantai paling atas. Dengan memakai time watch, saya jatuhkan barometer tersebut. Tunggu beberapa detik sampai barometer itu menyentuh lantai. Saya langsung tahu berapa waktu yang dibutuhkan oleh barometer untuk

menyentuh lantai bawah. Dengan menggunakan pengukuran gravitasi bumi dan kecepatan barang itu jatuh, saya bisa tahu tinggi gedung itu tetapi sayangnya barometer tersebut akan pecah”. “Saya juga sempat berpikir begini, kalau saya naik tangga darurat, kemudian saya ukur tingginya tangga tersebut dengan barometer satu per satu. Tinggal mengalikan 35cm maka saya akan mengetahui berapa tingginya gedung tersebut. Tentu banyak cara lain”.

“Saya juga bisa menggunakan dengan cara yang sederhana dengan melihat tekanan udara di bawah berapa dan di atas berapa. Dengan menggunakan rumus sederhana, saya bisa tahu jawabannya”.

Jawaban inilah yang sebenarnya diinginkan oleh dosen, tetapi tentu saja ini adalah jawaban yang sangat bodoh.

Lalu diteruskannya, kalau ingin yang lebih scientific, maka kita bisa gunakan pendulum. Ikatkan pendulum pada seutas tali sepanjang1 m kemudian swing-kan pendulum tersebut di lantai bawah.

Si mahasiswa meneruskan kalimatnya. “Saya juga akan melakukannya di lantai atas.

Perbedaan kecepatan swing dengan menggunakan rumus yang complicated, bisa mendapatkan tinggi gedung tersebut. Karena gaya gravitasi yang berbeda pada ketinggian lantai 35 dan lantai dasar. Tentu cara tersebut sangat sederhana dan bermacam-macam.

Tetapi yang paling saya sukai adalah jika saya tinggal bertanya saja pada satpam berapa tinggi gedung ini, kalau Anda bisa jawab saya kasih hadiah barometer.”

Nah, akhirnya Niels Bohr diluluskan dan dia adalah satu-satunya pemenang hadiah Nobel fisika dari Denmark.

Dalam kehidupan ini banyak yang nyleneh seperti itu. Kita tidak bisa menilai bahwa orang itu nakal, bodoh dan sebagainya. Mereka kadang-kadang akan mengejutkan dunia ini.

>>>> sumber: tanadisantoso.com

semoga cerita diatas bisa menginspirasi kita semua

[parenting] Bintang Untuk Rifqi Juli 30, 2009

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: , , , , , , , , , , , ,
18 comments

Pola Pengasuhan dengan Methoda Reward and Punishment

Perhatian…!!! Tulisan ini ditulis Bukan oleh Ahli-nya; Hanya Orang Tua dari 2 Anak, Itu Saja

PR buat saya adalah bagaimana mengasuh, mengajari anak-anak tanpa bentakan, tanpa marah-marah, tanpa pukulan (apalagi ini). Banyak teori banyak seminar jadi bingung mana yang bisa diterapkan. Akhirnya mencoba menggunakan cara sendiri…

PERMAINAN REWARD AND PUNISHMENT

Kenapa kok disebut permainan reward and punisment. Ya biar fun… namanya juga permainan, pasti mengasyikkan. Bahkan bagi saya pekerjaanpun bisa diwujudkan dengan permainan… Intinya target tercapai… fun juga tercapai…

Caranya simpel,

Pertama kita daftar apa saja yang bisa diperbaiki dari sikap Rifqi  (6 tahun)

misalnya:

  • Pagi hari tidak pernah tersenyum, cenderung menggerutu, mengeluh….
  • sering “berkelahi” dengan adik
  • membantah mama
  • tidak mau tidur siang
  • “takut” ke sekolah (yang memang masih baru)
  • tidak mau mengucapkan terimakasih
  • tidak mau mengucapkan minta maaf
  • berkata kasar
  • tidak mau mengatakan “permisi”

Trus klu sudah…. didaftar tinggal kita buat Bintang…. Bisa dengan kertas atau beli yang sudah jadi.  Untuk apa?

Bintang Rifqi

Bintang Rifqi

Setiap Rifqi menunjukkan  “memperbaiki sikap” atau bersikap positif akan mendapat satu bintang (selain pujian secara lisan).

misalnya:

  • pagi hari tersenyum dan “tidak marah-marah” = 1 Bintang
  • disekolah ditunjuk menjadi ketua kelas = 1 bintang
  • menyayangi adik = 1 bintang
  • minta maaf kalau salah = 1 bintang
  • tidur siang = 1 bintang
  • dst….

Kemudian setiap Rifqi mengumpulkan 5 bintang dia akan mendapat 1 POIN

POIN RIFQI

POIN RIFQI

Poin bisa digunakan untuk :

  • bermain/sewa play station 1 jam( khusus hari libur) *
  • ke kolam renang
  • bermain bom bom car
  • dll…

Bintang dan POIN bisa digantung di kamar atau tempat bermain yang bisa terlihat jelas oleh Rifqi

5 Bintang = 1 Poin

5 Bintang = 1 Poin

Orang tua bertindak sebagai panitia sekaligus Jury oleh karenanya harus jujur dalam menilai…. Jangan ingkar janji.

Tadi Pagi Rifqi bertanya, Yah, Rifqi mau tukar Poin untuk uang jajan….  STOP…!!! Poin tidak dapat diuangkan. Uang jajan dan tabungan tidak berhubungan dengan poin. Poin hanya untuk having fun sebagai Reward untuk memperbaiki sikap. Jika mungkin akan memperbaiki karakter.

Belajar menabung pernah saya tulis pada posting sebelum2nya: Belajar Menabung Anak.

DIMANA LETAK PUNISHMENT-NYA?

Punisment diberikan dalam bentuk pengurangan Bintang.

misalnya:

  • Marah-marah tanpa alasan jelas = berkurang 1 bintang
  • Tidak mau tidur siang = berkurang 1bintang
  • “berkelahi” dengan adik = berkurang 1 bintang
  • marah-marah sama mama = berkurang 2 bintang
  • berkata kasar = berkurang 2 bintang
  • BERBOHONG = BERKURANG 5 BINTANG

Sampai sekarang Rifqi masih fun dengan metodha Bintang dan Poin. Bisakan terus bertahan mengajari anak tanpa berlaku kasar kepadanya?? Semua berawal dari niat. jika methode ini kurang berhasil  Insya Allah akan ada cara lain lagi…

Bagaimana???

RIFQI: Mengapa FUN dibaca FAN??? Juni 5, 2009

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE, YANG TERCECER.
Tags: , , , ,
1 comment so far

Iklan Tipi:  “Ketik REG <spasi> FUN kirim ke 9**7 “

Melihat Iklan  disela-sela acara Sponges Bob-  kesukaan Rifqi (5 tahun)-, tiba-tiba dia bertanya: “Kenapa FUN kok dia naca FAN, ga salah tuh Yah?”

Susah payah saya jelaskan, “Nak, itu bahasa Inggris. Dalam bahasa Inggris kadang tulisan dibaca berbeda. Seperti FUN tadi….”

Rifqi mengangguk meskipun saya yakin dia tidak puas dengan jawaban saya. Saya justru senang jika dia tidak puas dengan jawaban saya. Berarti? Dia harus belajar bahasa Inggris… cepat atau lambat… Tapi tidak ada satu katapun terlempar dari mulut saya menyuruh dia harus belajar bahasa Inggris. Saya lebih suka dia penasaran dan mencari tau sendiri apa dan bagaimana bahasa Inggris. Begitu juga pengetahuan umum lainnya. Bukannya “serta merta” kita kursuskan bahasa Inggris tanpa cari tau apakah dia pengen tau atau tidak…

Masih terjadi perdebatan mulai umur berapa seseorang belajar bahasa Inggris (bahasa asing)?

Sedikit cerita, Suatu hari mamanya bercerita ketemu anak kecil yang hebat bener bahasa Inggrisnya… Pinter sekali anak itu… Benarkah?

Tentu saja membanggakan jika punya anak (masih kecil) sudah bisa Bahasa Inggris.  Tapi apakah jika anak (masih kecil) bisa bahasa Inggris sudah pasti pintar (cerdas) ?? Jawab saya belum tentu…!!!! Lihat… di Inggris semua anak kecil sudah bisa bahasa Inggris tidak peduli dia cerdas atau tidak cerdas… bahkan tanpa kursus!!! Jadi? Bagi saya Bahasa adalah Kebiasaan. Saya lahir dan besar di Jawa Tengah, saya bisa bahasa Sunda walaupun tanpa pernah kursus bahasa Sunda. Karena saya pernah tinggal di Bandung 5 tahun. Ya iyaaa laaa…

Maaf, bukannya sinis karena anak saya tidak belum bisa Bahasa Inggris  ( wong bapaknya aja bahasa Inggris setengah2…). Bagi saya, tetap jauh lebih penting bahasa Ibu.  Memahami benar bahasa ibu sebagai sarana komunikasi untuk memahami berbagai ilmu pengetahuan. Sehingga dia tidak rancu…. Jauh lebih penting “isi” ilmu pengetahuannya, dan bagaimana cara mendapatkan pengetahuannya.  Dan bagaiamana supaya anak terus terpacu untuk mencari pengetahuan.  Masalah dia bisa bahasa asing anggaplah bonus (tanpa harus memaksa dia untuk “harus” bisa)

Pada dasarnya sih anak memang selalu ingin tahu.  Yang penting kita mengawal keingintauannya tidak dikebiri dan supaya tidak menyimpang dari norma yang berlaku, sehingga bisa berkembang secara positif.

Allahu’alam

[touching story] Anakku, Maafkan Aku… Mei 18, 2009

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: , ,
6 comments

Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur.

Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, menangisataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.

Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan, tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.

Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.

Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” ….

Pembantu rumah yang tersentak dengan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah padam ketakutan lebih2 melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.

Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “DIta yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali2 ke telapak tangan anaknya. Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya. Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan.

Pembantu rumah terbengong, tdk tahu hrs berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.

Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka2 dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka2nya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.

menangis_31745.jpg_320_320_0_9223372036854775000_0_1_0

bersedih

Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya.

Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya. Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu.

Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…

“Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.

Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis.

Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah.. sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.

“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti?… Bagaimana Dita mau bermain nanti?… Dita janji tdk akan mencoret2 mobil lagi, ” katanya berulang-ulang.

Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung2 dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…..

Tahun demi tahun kedua orang tua tsb menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…,

Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tsb tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya…

The World is Just Awesome