jump to navigation

[KASUS MENCONTEK MASSAL : JUJUR ANCUR] Prihatin, (lagi2) Sang Peniup Peluit itupun di Caci Maki Juni 12, 2011

Posted by ekojuli in HOT NEWS, UMUM.
Tags: , , , , , , , ,
trackback

PRIHATIN…. Itu yg perasaan saya pertama kali melihat berita di tipi, tentang seorang wali murid yang di hujat massa bahkan terpaksa pindah dari tempat tinggalnya karena membongkar contek massal di SD Gadel 2 di seputar Surabaya.

Klu saya liat, Sebenarnya ada dua masalah dalam hal ini…

MASALAH PERTAMA : MENCONTEK MASSAL

gambar dari rebublika.com


Kok bisa Sekolah membiarkan bahkan menyuruh murid nya (anak didik) untuk mencontek…!!! Hal yang mustahil terjadi waktu jaman saya sekolah dulu. Bahkan dulu ada seorang murid yg tidak lulus gara2 ketahuan mencontek.

coba saya quote dari kompas.com beritanya:

SURABAYA, KOMPAS.Com – Pihak Sekolah Dasar Negeri Gadel II Surabaya memilih tutup mulut, saat ditanya wartawan tentang praktik menyontek massal di sekolah itu saat pelaksanaan ujian nasional (UN) Mei lalu.

‘Semua sudah diambil alih Wali Kota Surabaya. Slakan tanya kepada beliau,’ kata Kepala SDN Gadel II Surabaya, Sukatman, usai menemui anggota komisi D DPRD Kota Surabaya di sekolahnya, Senin (6/6/2011).

Jawaban yang sama juga disampaikan Kepala UPTD Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Kecamatan Tandes, Dakah Wahyudi. Menurut dia, pihak UPTD hanya bertugas melakukan pengawasan kelancaran belajar mengajar di sekolah.

‘Kami sudah pasrah sepenuhnya kepada wali kota soal itu,’ katanya.

Dalam sidak tersebut, anggota Komisi D DPRD Kota Surabaya, Masduki Toha, sempat memberikan imbauan kepada murid-murid SDN Gadel II untuk tetap tenang, menanggapi pemberitaan di media selama ini yang menyudutkan sekolah mereka, karena dituding melakukan praktik menyontek massal. Atas peristiwa ini, pihaknya berjanji akan mengevaluasi sistem pendidikan yang ada di Surabaya.

“Kami akan carikan solusi yang terbaik untuk masalah ini, dan yang penting tidak ada pihak yang dikorbankan, khususnya anak didik,’ kata politisi PKB ini.

Selanjutnya Masduki Toha menyebutkan, DPRD bersama inspektorat dan tim independen yang dibentuk Pemkot Surabaya, akan mengkaji hasil penelitian di lapangan untuk membuat rekomendasi terbaik atas peristiwa ini.

SDN Gadel II di Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, dilaporkan oleh salah seorang wali murid kepada Dinas Pendidikan Kota Surabaya, karena dicurigai melakukan praktik menyontek massal dengan memanfaatkan putranya untuk menyontek.
http://regional.kompas.com/read/2011…nyontek.Massal

MASALAH KEDUA : SANG PEMBONGKAR KEBOBROKAN PUN DI HUJAT BAHKAN DI KUCILKAN

Saya rasa masyarakat kita saat ini sedang sakit. Barangkali kalau ada tetangga kita memberitahu kita bahwa melihat anak balita kita sedang merokok, kita malah dipukuli sssttttt coba diem2 ajah…

Ini benar2 terjadi, ketika (saya nonton berita) seorang wali murid melaporkan. Melaporkan ke kepala sekolah, tidak ada tindakan. Melaporkan ke komite sekolah, juga tidak ada tindakan. Akhirnya melaporkan ke Diknas dan media massa. Entah, mana yg lebih manjur diantara kedua terakhir, yg pasti berita ini kemudian terblow up.

Niat jujur keluarga Ny Siami, malah membuahkan petaka. Dia dihujat massa dianggap sebagai pahlawan kesiaangan, mencemarkan nama baik sekolah, dan masyarakat… ehhhhhmmm…. prihatin…!!!
YANG TERCEMAR PUN TIDAK MAU DIBILANG TERCEMAR…
LEBIH PARAH LAGI MENUDUH YANG TIDAK TERCEMAR SEBAGAI PENCEMAR…
hmmmmm Perihatinnn….

bener2 sedang sakit kita semua ini…

anda yang mungkin tidak mengikuti beritanya coba saya quote dari surya online.com

SURABAYA | SURYA – Ny Siami tak pernah membayangkan niat tulus mengajarkan kejujuran kepada anaknya malah menuai petaka. Warga Jl Gadel Sari Barat, Kecamatan Tandes, Surabaya itu diusir ratusan warga setelah ia melaporkan guru SDN Gadel 2 yang memaksa anaknya, Al, memberikan contekan kepada teman-temannya saat Unas pada 10-12 Mei 2011 lalu. Bertindak jujur malah ajur!

Teriakan “Usir, usir…tak punya hati nurani” terus menggema di Balai RW 02 Kelurahan Gadel, Kecamatan Tandes, Surabaya, Kamis (9/6) siang. Ratusan orang menuntut Ny Siami meninggalkan kampung. Sementara wanita berkerudung biru di depan kerumunan warga itu hanya bisa menangis pilu. Suara permintaan maaf Siami yang diucapkan dengan bantuan pengeras suara nyaris tak terdengar di tengah gemuruh suara massa yang melontarkan hujatan dan caci maki.

Keluarga Siami dituding telah mencemarkan nama baik sekolah dan kampung. Setidaknya empat kali, warga menggelar aksi unjuk rasa, menghujat tindakan Siami. Puncaknya terjadi pada Kamis siang kemarin. Lebih dari 100 warga Kampung Gadel Sari dan wali murid SDN Gadel 2 meminta keluarga penjahit itu enyah dari kampungnya.

Padahal, agenda pertemuan tersebut sebenarnya mediasi antara warga dan wali murid dengan Siami. Namun, rembukan yang difasilitasi Muspika (Musyarah Pimpinan Kecamatan Tandes) itu malah berbuah pengusiran. Mediasi itu sendiri digelar untuk menuruti tuntutan warga agar keluarga Siami minta maaf di hadapan warga dan wali murid.

Siami dituding sok pahlawan setelah melaporkan wali kelas anaknya, yang diduga merancang kerjasama contek-mencontek dengan menggunakan anaknya sebagai sumber contekan.

Sebelumnya, Siami mengatakan, dirinya baru mengetahui kasus itu pada 16 Mei lalu atau empat hari setelah Unas selesai. Itu pun karena diberi tahu wali murid lainnya, yang mendapat informasi dari anak-anak mereka bahwa Al, anaknya, diplot memberikan contekan. Al sendiri sebelumnya tidak pernah menceritakan ‘taktik kotor’ itu. Namun, akhirnya sambil menangis, Al, mengaku. Ia bercerita sejak tiga bulan sebelum Unas sudah dipaksa gurunya agar mau memberi contekan kepada seluruh siswa kelas 6. Setelah Al akhirnya mau, oknum guru itu diduga menggelar simulasi tentang bagaimana caranya memberikan contekan.

Siami kemudian menemui kepala sekolah. Dalam pertemuan itu, kepala sekolah hanya menyampaikan permohonan maaf. Ini tidak memuaskan Siami. Dia penasaran, apakah skenario contek-mencontek itu memang didesain pihak sekolah, atau hanya dilakukan secara pribadi oleh guru kelas VI.

Setelah itu, dia mengadu pada Komite Sekolah, namun tidak mendapat respons memuaskan, sehingga akhirnya dia melaporkan masalah ini ke Dinas Pendidikan serta berbicara kepada media, sehingga kasus itu menjadi perhatian publik.

Dan perkembangan selanjutnya, warga dan wali murid malah menyalahkan Siami dan puncaknya adalah aksi pengusiran terhadap Siami pada Kamis kemarin. Situasi panas sebenarnya sudah terasa sehari menjelang pertemuan. Hari Rabu (8/6), warga sudah lebih dulu menggeruduk rumah Siami di Jl Gadel Sari Barat.

Demo itu mendesak Ny Siami meminta maaf secara terbuka. Namun, Siami berjanji menyampaikannya, Kamis.

Pertemuan juga dihadiri Ketua Tim Independen, Prof Daniel M Rosyid, Ketua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dindik Tandes, Dakah Wahyudi, Komite Sekolah, dan sejumlah anggota DPRD Kota Surabaya. Satu jam menjelang mediasi, sudah banyak massa terkonsentrasi di beberapa gang.

Pukul 09.00 WIB, tampak Ny Siami ditemani kakak dan suaminya, Widodo dan Saki Edi Purnomo mendatangi Balai RW. Mereka berjalan kaki karena jarak rumah dengan balai pertemuan ini sekitar 100 meter. Massa yang sudah menyemut di sekitar balai RW langsung menghujat keluarga Siami.

Mereka langsung mengepung keluarga ini. Beberapa polisi yang sebelumnya memang bersiaga langsung bertindak. Mereka melindungi keluarga ini untuk menuju ruang Balai RW. Warga kian menyemut dan terus memadati balai pertemuan. Ratusan warga terus merangsek. Salah satu ibu nekat menerobos. Namun, karena yang diizinkan masuk adalah perwakilan warga, perempuan ini harus digelandang keluar oleh petugas.

Mediasi diawali dengan mendengarkan pernyataan Kepala UPT Tandes, Dakah Wahyudi. Ia menyatakan bahwa seluruh kelas VI SDN Gadel 2 tidak akan kena sanksi mengulang Unas. Ucapan Dakah sedikit membuat warga tenang. Namun, situasi kembali memanas. Apalagi Ny Siami tidak segera diberi kesempatan menyampaikan permintaan maaf secara langsung.

Kemudian warga diminta kembali mendengarkan paparan yang disampaikan Prof Daniel Rosyid. Ketua tim independen pencari fakta bentukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini ini berusaha menyejukkan warga dengan menyebut dirinya asli Solo. Dikatakan bahwa Solo, Surabaya adalah juga Indonesia, sehingga setiap warga tidak berhak mengusir warga Indonesia.

Kemudian dia berusaha berdialog santai dengan warga. Ada salah satu warga menyeletuk. “Kalau kita dikatakan menyontek massal. Lantas, kenapa saat menyontek pengawas membiarkannya,” ucap salah satu ibu yang mendapat tepukan meriah warga lain.

Warga juga menyatakan bahwa menyontek sudah terjadi di mana-mana dan wajar dilakukan siswa agar bisa lulus. Mendengar hal ini, Daniel kemudian memperingatkan bahwa perbuatan menyontek adalah budaya buruk. Di masyarakat manapun, perbuatan curang dan tidak jujur ini tidak bisa ditoleransi.

”Menyontek adalah awal dari korupsi. Jika perbuatan curang ini sudah dianggap biasa, maka ini akan membuka perilaku yang lebih menghancurkan masyarakat. Tentu tidak ada yang mau demikian,” sindir Daniel.

Kemudian mediasi dilanjutkan dengan menghadirkan Kepala SDN Gadel 2, Sukatman. Akibat kasus contekan massal di sekolahnya, Sukatman dan dua guru kelas VI dicopot. Sukatman menyampaikan permintaan maaf kepada wali murid.

Namun wali murid menyambut dengan teriakan bahwa Sukatman tidak salah. Yang dianggap salah adalah keluarga Siami karena membesar-besarkan masalah. Warga pun kembali berteriak “usir… usir”. Namun warga mulai tenang karena Sukatman tempak menghampiri Ny Siami dan suaminya. Mantan Kasek ini langsung meraih tangan ibunda Al dan saling meminta maaf. Namun, setelah itu warga kembali riuh rendah.

Setelah Siami diberi kesempatan berbicara, keributan langsung pecah. Suara massa di luar balai RW terus membahana, menghujat keluarga Siami. Padahal saat itu, Siami sedang menyiapkan mental dengan berdiri di hadapan warga.

Meski sudah berusaha tegar, namun ibu dua anak ini mulai lemah. Dia tampak berdiri merunduk sementara kedua matanya sudah mengeluarkan air mata. “Saya minta maaf kepada semua warga…” ucap Siami yang tak sanggup lagi meneruskan kalimatnya.

Namun, sang suami terus membimbing, membuat perempuan ini kembali melanjutkan pernyataan maaf. Namun, suasana kian ricuh karena massa terus berteriak “usir”. Baik petugas polisi dan tokoh masyarakat berusaha menenangkan situasi. Baru kemudian kembali terdengar suara Siami.

Dengan tangan gemetar dan ketegaran yang dipaksakan, Siami kembali berucap, “Saya tidak menyangka permasalahan akan seperti ini. Saya hanya ingin kejujuran ada pada anak saya. Saya sebelumnya sudah berusaha menyelesaikan persoalan dengan baik-baik.”

Pernyataan tulus Siami tidak juga membuat massa tenang, sampai akhirnya polisi memutuskan untuk mengevakuasi Siami dan keluarganya. Siami diarahkan ke mobil polisi dengan pengamanan pagar betis. Namun massa tetap berusaha merangsek, ingin meraih tubuh Siami. Sejumlah warga bahkan sempat menarik-narik kerudung Siami hingga hampir terlepas. Siami akhirnya berhasil diamankan ke Mapolsek Tandes.

Baik Ny Siami dan suaminya enggan memberi komentar usai kericuhan. Namun, kakak kandung Siami, Saki, mengakui bahwa adiknya saat ini dalam tekanan yang luar biasa. “Dia tak tahan lagi dengan tekanan warga. Sampai tidak mau makan hari-hari ini. Nanti kami akan merasa tenang jika di Gresik,” kata Saki. Benjeng, Gresik adalah daerah asal Siami. Saat ini Al, anak Siami yang dipaksa memberi contekan, juga diungsikan ke Benjeng setelah rumahnya beberapa kali didemo warga.

Sementara itu, Ny Leni, perwakilan warga menyatakan bahwa pihaknya masih akan terus menuntut agar tiga guru yang dicopot tetap mengajar di SDN Gadel 2 dan menuntut Siami bertanggung jawab.

Budaya sakit

Prof Daniel M Rosyid yang juga Penasihat Dewan Pendidikan Jatim, menyesalkan tindakan warga Gadel yang berencana mengusir keluarga Siami, ibunda Al. “Tuntutan warga untuk mengusir keluarga Al tidak masuk akal. Itu tidak bisa dituruti,” katanya.

Daniel menilai tuntutan warga tersebut sudah tidak rasional. Perbuatan benar yang dilakukan ibu Al, Siami, dinilai warga justru malah salah. Tindakan menyontek rupanya sudah mengakar dan menjadi kebiasaan bahkan budaya di masyarakat. “Warga ternyata sakit,” katanya.

Lagi pula Kepala Sekolah Sukatman dan dua guru kelas VI, Fatkhur Rohman dan Prayitno, sudah legowo dan menerima keputusan sanksi yang diberikan. “Saya kira ini kalau dibiarkan masyarakat akan sakit terus. Orang jujur malah ajur, ini harus kita cegah,” papar Daniel.

Sebelumnya, hasil tim independen pimpinan Daniel Rosyid menyampaikan temuannya bahwa Al, anak Siami, memang diintimidasi guru sehingga mau memberikan contekan. Namun, tim tidak menemukan cukup bukti sehingga Unas di SDN Gadel 2 perlu diulang. Alasannya tim independen tidak menemukan hasil jawaban Unas yang sistemik sama, dan nilai Unas pun hasilnya tidak sama. Al ternyata membuat contekan yang diplesetkan. Al tidak seluruhnya memberikan jawaban yang benar. Dan kawannya pun tidak sepenuhnya percaya dengan jawaban Al. Sehingga hasil ujian tidak sama.

Selain itu tim juga mempertimbangkan Unas ulang akan memberatkan siswa dan wali murid. Sanksi yang direkomendasikan yakni sanksi administratif dari Pemkot Surabaya kepada guru yang melakukan intimidasi kepada Al.

Berdasarkan temuan tim independen ditambah pemeriksaan Inspektorat Pemkot Surabaya itulah, Wali Kota Tri Rismaharini akhirnya mencopot Kepala Sekolah SDN Gadel 2 Sukatman dan dua guru kelas VI Fatkhur Rohman dan Prayitno.

sumber: http://www.surya.co.id/2011/06/10/ny-siami-si-jujur-yang-malah-ajur

Komentar»

1. Sariman Kuncung - Juni 14, 2011

uedan tenan. dipikir-pikir terjadi juga apa yang dikatakan Jayabaya
Hamenangi jaman edan. ora ngedan rakeduman
Sudah waktunya Pengajaran Budi Pekerti. diberikan kembali secara terang benderang . Lugas dan Tuntas. dengan bahasa ibu pada tingkat Pendidikan Dasar. Sejarah Keteladanan tokoh-tokoh daerah dan nasional. Dengan keteladanan, olah bahasa dan olah kata membangun style ke- Indonesia-an

2. raja protes - Juni 15, 2011

Gk usah sok jujur loh.yg penting smw siswa lulus.
kasihan para wali murid yg bekerja banting tulang tapi anaknya gk lulus.
Suatu saat akan datang hari dimana kalian terpaksa melakukan kebohongan demi melindungi orang yg kalian cintai.

3. Fizroemax Marum - Juni 20, 2011

mendingan jujur aja

4. yudiberlina - September 16, 2011

kisah upddate yang luarbiasa

5. Membuat Blog Gratis - September 27, 2011

salam kenal.. 🙂

6. eko susilo - Oktober 11, 2011

mencontek aln ttp ada bg org yg bdo dn mls 🙂

7. inidesaku - Oktober 27, 2011

Berlaku jujur tidak akan membuat hancur. prihatin dengan kisah ini. Tidak ada yang instant dalam mencapai sukses. Kalau UN itu susah, itu karena kita tidak mau belajar dan banyak nonton tv yg tdk bermutu.Sebagai orang tua harusnya mendidik anak2 nya dari kecil untuk berlaku baik dimulai dari contoh sehari-hari di rumah.

8. sayid - Desember 20, 2011

Sistem penilaian UN yang menyebabkan masyarakat jadi rada edan…

Coba kita lihat latar belakang terjadinya contek masal tersebut,..
Hal lebih disebabkan sistem penilaian pendidikan kita yang kurang adil. Penilaian keberhasilan pendidikan hanya didasari oleh nilai ujian nasional. Dan cenderung tidak menghargai jerih payah anak-anak yang mempunyai beragam “keterbatasan”. Andai saja nilai ujian akhir bukan sebagai patokan kelulusan tapi hanya sebagai patokan agar dapat mendaftar ke sekolah selanjutnya. Anak2 akan lebih termotivasi untuk belajar agar dapat masuk ke sekolah yang lebih favorit.
Pernahkah kita membayangkan betapa tertekannya para siswa, orang tua dan guru-guru pada saat menghadapi ujian nasional???
Dampak psikologis ini lah yang cenderung menyebabkan manusia menghalalkan segala cara…

9. Arie Wisnu Wibowo - Maret 20, 2012

Masalah yang sangat rumit… Memang berat berbuat jujur… tapi Menjadi diri apa adanya adalah yang terbaik saya rasa, karena tujuan dasar pendidikan adalah untuk merubah diri pribadi secara mandiri berbekal ilmu pengetahuan… bukan untuk mengejar nilai di atas kertas, lulus ataupun tak lulus hanyalah imbas dari perubahan itu. Karena gak ada gunanya juga lulus kalo ternyata gak bernilai. Berapa banyak sarjana yang nganggur … karena memang tak berpotensi dan tak bernilai. Jangan salahkan kesempatan kerja… tapi cobalah berfikir,, di mana ilmu yang telah ditimba dulu… dan harus dikemanakan… dan untuk apa belajar bertahun-tahun dulu??? Hanya untuk selembar kertas dengan nilai yang tinggi ??… tapi tak merubah jati dirinya menjadi mandiri dan lebih baik…. Sooo…” Puaskah anda lulus dengan hasil contekan… atau dengan hasil dari menyuap…???” itukah diri anda..??? Kalo memang begitu… nikmatilah kebodohan itu selamanya…..>>> Sesungguhnya Allah itu maha suci… dan hanya menerima amalan yang suci pula….bersabarlah menghadapi ujian, karena itu artinya Allah ingin kita menjadi pintar, jangan mudah putus asa, jangan malu untuk bertanya, teruslah semangat dalam belajar… Karena sesungguhnya di ballik kesukaran itu ada kemudahan…. dan Sesungguhnya Allah itu beserta orang-orang yang sabar…>>>> Wassalam…..>>>>

10. dina - Maret 24, 2012

pengen cari sensasi aj tu siami….

11. Dr MANDANG MICHAEL - Desember 6, 2012

Yaitu dia yang berlaku tidak bercela, yang melakukan apa yang adil dan yang mengatakan kebenaran dengan segenap hatinya,
yang tidak menyebarkan fitnah dengan lidahnya, yang tidak berbuat jahat terhadap temannya dan yang tidak menimpakan cela kepada tetangganya;
yang memandang hina orang yang tersingkir, tetapi memuliakan orang yang takut akan TUHAN; yang berpegang pada sumpah, walaupun rugi;
yang tidak meminjamkan uangnya dengan makan riba dan tidak menerima suap melawan orang yang tak bersalah. Siapa yang berlaku demikian, tidak akan goyah selama-lamanya.


Tinggalkan komentar