jump to navigation

Keajaiban Ayah Januari 17, 2010

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: ,
17 comments

Ternyata Ayah itu menakjubkan

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada
siapapun – dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.

Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil,
tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.

Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.

Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi sebenarnya lebih menyenangkan.

Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain
dengan teman-teman mereka.karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil
mereka.

Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil
(mengandungmu) , tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.

Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa
meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti berenang di air setelah ia melepaskanya.

Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.

Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak baik dan menyayangi.

Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup

Ayah benar-benar senang membantu seseorang…tapi ia sukar meminta
bantuan.

Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah.
Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia
sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu.
Dan hasilnya?… .mmmmhhh…”tidak terlalu mengecewakan” ^_~

Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia
bisa belajar dengan cepat.

Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk
membuatmu senang tapi tidak takut.

Ayah akan sangat senang membelikanmu makanan selepas ia pulang kerja, walaupun dia tak dapat sedikitpun bagian dari makanan itu

Ayah selalu berdoa agar kita menjadi orang yang sukses di dunia dan akhirat, walaupun kita jarang bahkan jarang sekali mendoakannya

Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.

Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan
tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.

Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau
memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.

Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal
menunggumu.

AYAH ITU MURAH HATI…..
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang
kamu butuhkan…..
Ia menghentikan apa saja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin
bicara…

Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap
semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa
banyak kerutan di dahinya….

Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu….

Ayah akan berkata ,, tanyakan saja pada ibumu”
Ketika ia ingin berkata ,,tidak”

Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin

Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya
kepregok menghisap rokok dikamar mandi.

Ayah mengatakan ,, tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu
sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan”

Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan
sesuatu hal yang baik persis seperti caranya….

Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….

Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau
meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak
akan pernah bisa melepaskannya.

Ayah tidak suka meneteskan air mata ….
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama
kalinya,dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya
(ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis)

ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa
takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster…
tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang
malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar
selama hampir satu bulan.

Ayah pernah berkata :” kalau kau ingin mendapatkan
pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar
apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai
besinya. begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin
mendaptkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang
Menciptakannya”

Untuk masa depan anak lelakinya Ayah berpesan: ,,jadilah lebih kuat dan
tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang
lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan
cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu”

Dan Untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan :” jangan cengeng
meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari
terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa
melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau
gantikan posisi Ayah di hatimu”

Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik
daripada kamu dulu….

Ayah bisa membuatmu percaya diri…
karena ia percaya padamu…

Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba
melakukan yang terbaik….

Dan terpenting adalah…
Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.

Seni Berkomunikasi dengan Anak Desember 3, 2009

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: , , , , , ,
13 comments

Berkomunikasi dengan Anak (terutama Balita) baru sadar, ternyata memerlukan perhatian yang super insentif. Bagaimana tidak, selama ini saya pun mengangap enteng setiap kata yang saya kata pasti sama seperti yang anak saya Rifqi ( 6 tahun) dan Diva ( 2,5 tahun) pahami.

Baiklah… coba simak komunikasi lucu dibawah ini

Diva

Suatu saat Diva Demam… Mamanya (kebetulan seorang bidan) memeriksa keadaan Diva dengan seksama. Maka terjadilan percakapan

Mama : Diva, coba buka mulutnya…
Diva : (membuka mulutnya)
Mama : Keluarkan Lidahnya, Nak…
Diva : (mengeluarkan lidahnya)
Ayah : Barangkali Diva demam karena mau tumbuh gigi…
Mama : Diva, coba tarik (lagi) lidahnya Nak…
Stop…!!! Coba tebak apa yng dilakukan Diva dengan instruksi mama-nya tadi? Salah…!!! ini dia yang dilakukan Diva,
Diva : (menarik lidahnya PAKAI TANGANNYA…)
Mama : (waduh salah instruksi nih…) Toeng…!!!
Ayah : Wakakakakakk

Apa yang salah dengan dengan instruksi mama-nya? Apa yang salah juga klu Diva menarik lidahnya pakai tangannya??

Yang perlu dicermati adalah:
1, Berhati-hati dengan setiap kata yang kita sampaikan kepada anak.
2. Yakinkan bahwa apa yang kita sampaikan sama seperti yang dia maksudkan
3. Mintalah umpan balik dari setiap hal yang kita sampaikan.
4. Mintalah anak mengulang beberapa hal yang kita sampaikan…

DIVA - RIFQI

Contoh lagi

Diva Masih Demam, Subuh setelah diminumin obat oleh mamanya Diva terbangun. Kakinya Dinginnnn sekali Kasihan Dia….
Dari Pelukan Mamanya dia minta Pindah Ke pelukan saya… Ada sedikit seyuman dibalik “kesakitan” Diva…
Ayah : Diva masih sakit?
Diva : Iya Yah..
Perut Diva Capek…!!!
Ayah : (Memeluk Diva sambil kebingungan apa maksudnya perut capek???)

Contoh lain lagi

Kami sekeluarga lagi pengen makan diluar. Dijalan, Diva membuka jendela Mobil karena kepanasan ( eaaa lahh SIPOET pakai-nya AC alami / Angin Cendela). Terus Dive mengeluarkan tangannya keluar jedela..

Mama : Diva… Ayo masukkan tangannya nanti kena mobil lohhh
Diva : (bandel) Nggak Mau… Nggak ada mobil kok tuhh tuhh…. MOBILNYA HABIS…

Entahlah maksud Diva sebenarnya apa….

Lanjut lagi…. Sekerang giliran cerita tentang Rifqi (6 tahun) anak saya yang sulung…

Begini ceritanya….

Suatu hari Rifqi pulang ngaji, biasa lahhh Heboh… Nggodain Diva adiknya sambil teriak-teriak…
Ayahnya yang sedang “sibuk” nonton tivi memperingatkan Rifqi sambil berteriak….
Ayah : Rifqi….. Jangan Teriak-Teriak….!!! Sudah Malam Nih…
Rifqi : Lha… itu Ayah Aja juga teriak-teriak..!!!
Ayah : Toeng…!!! (Iya juga yah…. tapi klu nggak teriak apa ya Rifqi dengar perintah ayahnya, wong pada ribut begitu…)

Baiklah… Klu kita rewind<<< seharusnya kejadiannya mungkin begini:

Suatu hari Rifqi pulang ngaji, biasa lahhh Heboh… Nggodain Diva adiknya sambil teriak-teriak…
Ayahnya yang sedang “sibuk” nonton tivi >>> berdiri dan menghampiri Rifqi sambil berkata,
Ayah : Rifqi… ayo jangan ribut… sudah malam…

Atau Contoh lain yang juga pakai label DONT TRY THIS @ HOME:

Rifqi sedang “berkelahi” memukul Diva gara-gara berebut maian. Diva nangis meraung-raung… Ayah datang sebagai superhero, sambil berteriak:
Ayah : Rifqi…. jangan pukul Adik….!!!
AYAH PUKUL RIFQI NANTI….!!!
Rifqi : (kenapa rifqi nggak boleh pukul adik, tapi ayah boleh rifqi???)

Dari kasus diatas, tentu saja Rifqi berpikir: Klu Rifqi Nakal Ayah boleh memukul Rifqi? Lha Klu Adik Nakal (karena merebut mainan Rifqi) kenapa Rifqi tidak boleh memukul Adik??? Gimana?

Mari kira Rewind<<< apa yang seharusnya terjadi:

Rifqi sedang “berkelahi” memukul Diva gara-gara berebut maian. Diva nangis meraung-raung… Ayah datang sebagai superhero…
Ayah : Rifqi kenapa memukul Adik??
Rifqi : Adik mengambil mainan Rifqi
Ayah : Rifqi itu kan guru-nya Adik… klu Rifqi memukul adik, adik akan meniru kakaknya, nanti adik akan memukul juga
Klu Diva mengambil mainan Rifqi, Rifqi tunjukkan mainan lain Diva pasti mau….

( atau alternatif lain tanpa melakukan kekerasan untuk menghentikan kekerasan, tidak akan berhasil )

Jangan Memberi Cap Bandel Agustus 10, 2009

Posted by ekojuli in business wisdom, parenting, PRIVATE, Touching Story.
Tags: , , , , , , , , , , ,
4 comments

Seringkali mendengar orang tua mengatakan anaknya “nakal” atau “bandel” saya merasa risih. Istri saya bilang kepada pasiennya jangan katakan anaknya nakal… tapi pintarrr. Tetapi saya lebih suka mengatakan anak dengan energi berlebih.

rifqi

rifqi

Suatu hari Mbah AKung nya Rifqi dari Purworejo berkunjung ke Balikpapan. Dia mendapati Rifqi (5 tahun waktu itu) sedang melempari genting rumah tetangga dengan batu. (Untung tetangga lagi nggak ada di rumah… Sssst jangan bilang2 ma tetangga saya ya…). Tentu saja Rifqi tidak bermaksud merusak… dia hanya Fun… dia angap sebuah permainan. (Tentu saja bila ada orang lain melihat (bagi mereka) sangat mudah mengatakan “Rifqi tuh Anak Nakal…” )

Melihat kelakuan cucunya, Mbah Kung tidak menegur langsung… Dia mengambil potongan tripleks, dan membuat target sasaran berupa bundaran-bundaran ditulisi angka-angka tertentu. Mungkin sama seperti target menembak di kepolisian.

Selanjutnya dengan bekal sebuah batu kecil, Rifqi diminta melempar “terget’ yang telah dibuat tadi… Semakin kecil lingkaran semakin besar score-nya. Wah…. Rifqi semakin fun dengan permainannya…. Tentu saja sambil bermain Akung, menasehati Rifqi, jika melempari genting itu akan begini begitu bla bla….. Nice effort, Kung…!!!

Jadi?… Ya gitu deh…. Jangan Memberi Cap kepada Anak sebagai Anak Nakal… atau dia akan menjadi seperti yang di Cap oleh lingkungannya…
Banyak cara simple untuk mengarahkan anak-anak. Komunikasi kuncinya saya rasa.

Saya punya kisah Inspiratif untuk di sharingkan:

Pemenang Nobel Fisika : Murid yang Bandel

Ini adalah cerita tentang kejadian berpuluh-puluh tahun yang silam di daratan Eropa. Kisah ini bercerita tentang Millboard, satu-satunya pemenang hadiah Nobel Fisika dari Denmark.

Pada saat ujian fisika, ada sebuah pertanyaan dari seorang dosen. Pertanyaan tersebut adalah “Bagaimana menentukan tinggi sebuah gedung 35 lantai dengan menggunakan barometer. Pertanyaan ini sebenarnya relatif mudah.

Diantara sekian banyak murid ada satu murid yang sangat bandel. Dia menjawab, “Kita menggunakan benang yang diikatkan pada ujung barometer tersebut, lalu kita turunkan dari lantai 35 sampai menyentuh tanah. Kita berikan tanda pada benangnya, kemudian kita tarik lagi ke atas dan diukur berapa meter panjang benang tersebut. Lalu ditambah 35 cm (panjang barometer). Maka kita akan tahu berapa tinggi gedung tersebut.”

Dosenya sangat marah mendengar jawaban tersebut. Karena selain bandel, si guru juga sangat membencinya. Akhirnya si guru tersebut tidak meluluskan ujian nya. Si murid pun mengajukan keberatan kepada dewan sekolah untuk meninjau angka ujiannya. Di hadapan dewan, murid tersebut menjelaskan jawaban ujiannya.

Singkatnya, pada saat itu karena gurunya tahu bahwa anak ini pintar, maka dilakukanlah ujian ulang. Dipanggillah empat dosen paling senior untuk menguji murid ini.

Besoknya ketika ujian berlangsung, empat dosen tersebut hanya memberikan waktu 10 menit untuk menjawab pertanyaan semua soal ujian. Dengan secarik kertas, dia mencorat-coret, menggambar bintang, bulan, dan sebagainya.

Empat dosen ini mulai marah karena pada menit yang kedelapan dia belum juga memberikan jawaban apapun.

Sampai akhirnya dosen-dosen tersebut bertanya, “Sebenarnya kau bisa menjawab tidak?”

Si murid menjawab, “Saya sebenarnya mempunyai banyak jawaban tetapi saya bingung, saya harus memberikan jawaban yang mana”.

“Pertama, saya bisa saja melihat sinar matahari pada pukul 09.00. Gedung tersebut pasti mempunyai bayangan. Kita ukur bayangan tersebut. Kalau misalnya bayangan tersebut panjangnya 150 m, lalu saya akan mengambil barometer dan dikenakan ke matahari. Saya juga akan tahu berapa panjang bayangan barometer tersebut. Kalau panjang barometer tersebut 50 cm, maka dengan perbandingan sederhana saya bisa tahu tinggi gedung tersebut.

“Kedua, saya bisa saja membawa barometer tersebut ke lantai paling atas. Dengan memakai time watch, saya jatuhkan barometer tersebut. Tunggu beberapa detik sampai barometer itu menyentuh lantai. Saya langsung tahu berapa waktu yang dibutuhkan oleh barometer untuk

menyentuh lantai bawah. Dengan menggunakan pengukuran gravitasi bumi dan kecepatan barang itu jatuh, saya bisa tahu tinggi gedung itu tetapi sayangnya barometer tersebut akan pecah”. “Saya juga sempat berpikir begini, kalau saya naik tangga darurat, kemudian saya ukur tingginya tangga tersebut dengan barometer satu per satu. Tinggal mengalikan 35cm maka saya akan mengetahui berapa tingginya gedung tersebut. Tentu banyak cara lain”.

“Saya juga bisa menggunakan dengan cara yang sederhana dengan melihat tekanan udara di bawah berapa dan di atas berapa. Dengan menggunakan rumus sederhana, saya bisa tahu jawabannya”.

Jawaban inilah yang sebenarnya diinginkan oleh dosen, tetapi tentu saja ini adalah jawaban yang sangat bodoh.

Lalu diteruskannya, kalau ingin yang lebih scientific, maka kita bisa gunakan pendulum. Ikatkan pendulum pada seutas tali sepanjang1 m kemudian swing-kan pendulum tersebut di lantai bawah.

Si mahasiswa meneruskan kalimatnya. “Saya juga akan melakukannya di lantai atas.

Perbedaan kecepatan swing dengan menggunakan rumus yang complicated, bisa mendapatkan tinggi gedung tersebut. Karena gaya gravitasi yang berbeda pada ketinggian lantai 35 dan lantai dasar. Tentu cara tersebut sangat sederhana dan bermacam-macam.

Tetapi yang paling saya sukai adalah jika saya tinggal bertanya saja pada satpam berapa tinggi gedung ini, kalau Anda bisa jawab saya kasih hadiah barometer.”

Nah, akhirnya Niels Bohr diluluskan dan dia adalah satu-satunya pemenang hadiah Nobel fisika dari Denmark.

Dalam kehidupan ini banyak yang nyleneh seperti itu. Kita tidak bisa menilai bahwa orang itu nakal, bodoh dan sebagainya. Mereka kadang-kadang akan mengejutkan dunia ini.

>>>> sumber: tanadisantoso.com

semoga cerita diatas bisa menginspirasi kita semua

[parenting] Bintang Untuk Rifqi Juli 30, 2009

Posted by ekojuli in parenting, PRIVATE.
Tags: , , , , , , , , , , , ,
18 comments

Pola Pengasuhan dengan Methoda Reward and Punishment

Perhatian…!!! Tulisan ini ditulis Bukan oleh Ahli-nya; Hanya Orang Tua dari 2 Anak, Itu Saja

PR buat saya adalah bagaimana mengasuh, mengajari anak-anak tanpa bentakan, tanpa marah-marah, tanpa pukulan (apalagi ini). Banyak teori banyak seminar jadi bingung mana yang bisa diterapkan. Akhirnya mencoba menggunakan cara sendiri…

PERMAINAN REWARD AND PUNISHMENT

Kenapa kok disebut permainan reward and punisment. Ya biar fun… namanya juga permainan, pasti mengasyikkan. Bahkan bagi saya pekerjaanpun bisa diwujudkan dengan permainan… Intinya target tercapai… fun juga tercapai…

Caranya simpel,

Pertama kita daftar apa saja yang bisa diperbaiki dari sikap Rifqi  (6 tahun)

misalnya:

  • Pagi hari tidak pernah tersenyum, cenderung menggerutu, mengeluh….
  • sering “berkelahi” dengan adik
  • membantah mama
  • tidak mau tidur siang
  • “takut” ke sekolah (yang memang masih baru)
  • tidak mau mengucapkan terimakasih
  • tidak mau mengucapkan minta maaf
  • berkata kasar
  • tidak mau mengatakan “permisi”

Trus klu sudah…. didaftar tinggal kita buat Bintang…. Bisa dengan kertas atau beli yang sudah jadi.  Untuk apa?

Bintang Rifqi

Bintang Rifqi

Setiap Rifqi menunjukkan  “memperbaiki sikap” atau bersikap positif akan mendapat satu bintang (selain pujian secara lisan).

misalnya:

  • pagi hari tersenyum dan “tidak marah-marah” = 1 Bintang
  • disekolah ditunjuk menjadi ketua kelas = 1 bintang
  • menyayangi adik = 1 bintang
  • minta maaf kalau salah = 1 bintang
  • tidur siang = 1 bintang
  • dst….

Kemudian setiap Rifqi mengumpulkan 5 bintang dia akan mendapat 1 POIN

POIN RIFQI

POIN RIFQI

Poin bisa digunakan untuk :

  • bermain/sewa play station 1 jam( khusus hari libur) *
  • ke kolam renang
  • bermain bom bom car
  • dll…

Bintang dan POIN bisa digantung di kamar atau tempat bermain yang bisa terlihat jelas oleh Rifqi

5 Bintang = 1 Poin

5 Bintang = 1 Poin

Orang tua bertindak sebagai panitia sekaligus Jury oleh karenanya harus jujur dalam menilai…. Jangan ingkar janji.

Tadi Pagi Rifqi bertanya, Yah, Rifqi mau tukar Poin untuk uang jajan….  STOP…!!! Poin tidak dapat diuangkan. Uang jajan dan tabungan tidak berhubungan dengan poin. Poin hanya untuk having fun sebagai Reward untuk memperbaiki sikap. Jika mungkin akan memperbaiki karakter.

Belajar menabung pernah saya tulis pada posting sebelum2nya: Belajar Menabung Anak.

DIMANA LETAK PUNISHMENT-NYA?

Punisment diberikan dalam bentuk pengurangan Bintang.

misalnya:

  • Marah-marah tanpa alasan jelas = berkurang 1 bintang
  • Tidak mau tidur siang = berkurang 1bintang
  • “berkelahi” dengan adik = berkurang 1 bintang
  • marah-marah sama mama = berkurang 2 bintang
  • berkata kasar = berkurang 2 bintang
  • BERBOHONG = BERKURANG 5 BINTANG

Sampai sekarang Rifqi masih fun dengan metodha Bintang dan Poin. Bisakan terus bertahan mengajari anak tanpa berlaku kasar kepadanya?? Semua berawal dari niat. jika methode ini kurang berhasil  Insya Allah akan ada cara lain lagi…

Bagaimana???

Selama 15 Menit Menjadi Anak Umur 5 Tahun Setiap Hari April 11, 2009

Posted by ekojuli in YANG TERCECER.
Tags: , , , , , ,
7 comments

rifqi

rifqi

Ini  hanya cerita saya tentang bagaimana mendekatkan diri pada anak saya Rifqi (5 tahun) dan Diva (2 tahun). Menurut saya cara paling sederhana untuk mendekatkan diri diri pada anak adalah menjadi “teman” anak. Selain berperan sebagai orangtua dengan segala aturan yang harus ditegakkan, tidak ada salahnya (saya rasa) meluangkan waktu untuk “berteman” pada mereka. Terutama Rifqi yang sudah mempunyai banyak teman sebaya. Tentu dia lebih merasa nyaman bergaul dengan teman sebaya dia dibandingkan dengan “polisi” di rumah.

Apa yang dilakukan

Saya tidak perlu berimaginasi menjadi anak umur 5 tahun. Saya hanya cukup terlarut ketika dia beraktivitas. Misalnya, berdiskusi tentang cerita Sponges Bob atau Dora The Explorer, Atau Diego Sang Penyelamat Binatang yang sedang ditontonnya. Maksudnya berusaha menikmati alur ceritanya, tahu tokoh-tokohnya, dll. Atau ikut Bermain Bola ikut berlarian sambil teriak-teriak. Bermain kartu Ben 10… yang gitu-gitu deh maksud saya….

Kebetulan saya juga “bertugas” mengantar Rifqi sekolah, masih TK sih dia. Biasanya saya “ngintip” sebentar untuk mengetahui “pelajaran” yang diajarkan. Hasilnya saya tahu beberapa lagu baru di sekolah dia. Ya, memang lagu-lagu anak baru, bukan lagu jaman saya kecil dulu, seperti pelangipelangi, balonku, naik delman… Ini lagu baru yang mmm lumayan bagus sih liriknya. Jadi ketika senggang bisa bernyanyi lagu-lagu sekolahannya.

Apa keuntungannya

Sebelum bicara apa keuntungannya, saya pengen sedikit cerita dulu. Suatu saat saya mengajak Rifqi ke Bandara Sepinggan untuk mengantar keluarga yang akan berangkat. Seperti biasa Rifqi ngajak ke Anjungan untuk melihat lalu lalang pesawat dari balik kaca pengunjung. Di situ saya terlibat terlibat pembicaraan seoarng bapak tua yang sedang bersama cucunya. Intinya… Kata Bapak ini, mumpung anak masih kecil, dia pingin diajak kemana saja ikuti saja, tidak akan terasa momen itu itu segera berlalu. Suatu saat dia sudah tidak akan mau kita ajak. Tidak lama Si Anak akan lebih asyik bermain dengan teman sekolahnya, atau teman dekat dia yang lain. Yaa tidak akan lama, barangkali sebentar lagi dia sudah SMP. Dan bertemulah saya dengan momen itu… Saya bukan takut hal itu terjadi (sebab hal itu pasti akan terjadi) saya hanya ingin menikmati ketika anak saya merengek ingin ikut saya…. Yaa saat ini… sebelum semua berlalu…

So… jadi apa keuntungannya? Ya, sebelum dia “menjauh dari orang tua” dan lebih dengan dengan teman-temannya. Ada baiknya kita juga menanamkan “kenyamanan” ketika dia bercerita aktifitasnya… yaaa.. sebagai teman….

Bukan tidak mungkin dia juga akan bercerita segala yang bersifat “rahasia” sehingga apabila ada yang tidak beres kita akan langsung bisa mengkoreksinya…

Buat saya sih waktu 15 menit setiap hari cukup. Barangkali bisa ditambah jika saya libur. Gimana, ada cerita lain?

ANAK BELAJAR DARI KEHIDUPAN Januari 21, 2009

Posted by ekojuli in parenting.
Tags: , ,
2 comments

RIFQI ANAKKU YANG TK BARU TERIMA RAPORT, DIBELAKANG RAPORT ADA TULISAN BEGINI;

Jika Anak Dibesarkan Dengan Celaan,
Ia Belajar Memaki,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Permusuhan,
Ia Belajar Berkelahi,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Ketakutan,
Ia Belajar Gelisah,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Rasa Iba,
Ia Belajar Menyesali Diri,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Olok-Olok,
Ia Belajar Rendah Diri,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Iri Hati,
Ia Belajar Kedengkian,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Dipermalukan,
Ia Belajar Merasa Bersalah,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Dorongan,
Ia Belajar Percaya Diri,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Toleransi,
Ia Belajar Menahan Diri,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Pujian,
Ia Belajar Menghargai,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Penerimaan,
Ia Belajar Mencintai,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Dukungan,
Ia Belajar Menyenangi Diri,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Pengakuan,
Ia Belajar Mengenali Tujuan,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Rasa Berbagi,
Ia Belajar Kedermawanan,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Kejujuran Dan Keterbukaan, Ia Belajar Kebenaran Dan Keadilan,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Rasa Aman,
Ia Belajar Menaruh Kepercayaan,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Persahabatan,
Ia Belajar Menemukan Cinta Dalam Kehidupan,

Jika Anak Dibesarkan Dengan Ketentraman,
Ia Belajar Berdamai Dengan Pikiran.

tulisan Doroty Law Nolte